Ahad 21 Jan 2018 16:40 WIB

Hindari Lakukan 10 Tren Diet Ini (3-Habis)

Diet selalu menjadi pembahasan wajib selama masih ada orang yang obesitas.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pelaku diet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelaku diet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet selalu menjadi pembahasan wajib di seluruh negara selama masih ada orang yang merasa kegemukan dan obesitas. Tren diet baru selalu muncul dari tahun ke tahun, sampai-sampai Anda bisa pusing memilih diet yang hendak diterapkan.

Ahli diet dan nutrisi dunia sayangnya tidak merekomendasikan sejumlah diet yang justru menjadi tren generasi zaman now. Apa saja jenis diet yang tidak direkomendasikan, bahkan perlu dihindari? Berikut pemaparannya, dilansir dari Readers Diges.

8. Diet Tom Brady

Ini adalah diet ala pasangan Tom Brady dan Gisele Bundchen. Keduanya punya killer body yang membuat orang-orang kagum. Tom menerapkan diet 80 persen basa dan 20 persen asam untuk meningkatkan tubuh atletiknya dan mengurangi peradangan.

Dietnya melarang terigu, gula, MSG, kopi, kafein, jamur, tomat, paprika, kentang, terong, dan produk susu. Tom hanya memakan biji-bijian, daging sapi dan bebek, salmon, sayuran, 25 gelas air putih setiap hari dengan tambahan elektrolit, suplemen bubuk protein, dan sesekali makan buah.

Tom tidak pernah memanaskan olive oil karena dia percaya ini bisa mengubahnya menjadi racun. Semua makanan harus organik. Diet ini sangat mahal karena Tom memiliki koki pribadi.

Ahli diet, Lauren Harris-Pincus mengakui ada beberapa hal positif bisa dipetik dari diet ala Tom ini, namun diet ini sesungguhnya menghapuskan beberapa bahan makanan tanpa dasar ilmiah. Dia memisalkan Arthritis Foundation tidak pernah menyebutkan bahwa sayuran dalam kategori nightshade seperti paprika, kentang dan terong berkontribusi pada peradangan. Padahal, konsumsi tomat justru mencegah kanker prostat.

9. Diet puasa

Diet puasa atau intermittent fasting memiliki prinsip yang sama dengan puasa atau mirip dengan program OCD yang dipopulerkan Deddy Corbuzier. Diet ini berarti tidak makan pada interval waktu tertentu. Ini meningkatkan kemampuan tubuh untuk menggunakan cadangan lemak sebagai bahan bakar.

Namun, penelitian saat ini menunjukkan diet puasa lebih kepada membatasi kalori secara keseluruhan, memperbaiki kesehatan usus, dan memperpanjang umur. Hal yang perlu diwaspadai dari diet ini adalah kondisi rebound makanan di mana Anda tiba-tiba merasa ingin banyak makan dan jika tak ditahan, ini justru meningkatkan risiko obesitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement