Kamis 11 Jan 2018 08:45 WIB

Jumlah Wisatawan Cina ke Bali Melonjak

 Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali, Jumat (25/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali, Jumat (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawan asal Cina yang berlibur ke daerah tujuan wisata Pulau Bali sebanyak 1,37 juta orang selama periode Januari-November 2017. Angka itu menunjukan lonjakan hingga 467.292 orang atau 51,52 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah 907.028 orang.

"Masyarakat negeri Tirai Bambu itu datang ke Bali sebagian besar lewat Bandara Ngurah Rai Bali, dengan menumpang pesawat yang terbang langsung dari negaranya, hanya 164 orang melalui pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis (11/1).

Ia mengatakan, kunjungan masyarakat Cina untuk menikmati panorama alam serta keunikan seni dan budaya masyarakat Bali itu menempati peringkat teratas dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali.

Negara itu mampu memberikan andil sebesar 25,54 persen dari total wisman ke Bali sebanyak 5,38 juta orang selama 11 bulan tahun 2017. Jumlah total wisatawan ke Bali sebanyak itu meningkat 896.691 orang atau 19,99 persen, karena periode yang sama tahun sebelumnya Bali hanya menerima 4,48 juta orang wisatawan.

Setelah Cina, kunjungan wisatawan Australia memberikan kontribusi 18,87 persen, India 4,53 persen, Jepang 4,42 persen, Inggris 4,25 persen, Amerika Serikat 3,30 persen, Perancis 3,17 persen, Jerman 3,15 persen, Korea Selatan 3,12 persen dan Malaysia 2,88 persen.

Dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali sebagian besar mengalami peningkatan yang signifikan, hanya dua negara yang mengalami penurunan yakni Australia3,02 persen dan Malaysia 2,66 persen.

Adi Nugroho menambahkan, meningkatnya kunjungan turis Tiongkok ke Bali itu terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini berkat berbagai faktor, salah satunya semakin baiknya hubungan kerja sama antara pemerintah Cina dengan Indonesia, khususnya Bali.

Selain itu juga berkat terobosan yang dilakukan perusahaan penerbangan Nusantara, yakni Garuda Indonesia dengan memusatkan perhatiannya terhadap lintasan penerbangan Tiongkok-Denpasar, Bali pergi-pulang (PP).

Dengan adanya angkutan udara relatif lancar menyebabkan angka peningkatan kunjungan turis asing asal Tiongkok ke Bali meningkat cukup signifikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra dalam kesempatan terpisah menyambut positif pencabutan "travel warning" oleh Pemerintah Cina terhadap larangan masyarakatnya berwisata ke Bali terkait erupsi Gunung Agung.

Pihaknya bersyukur karena pemerintah Tiongkok mencabut "travel warning", karena pemerintah Indonesia sudah meyakinkan bahwa Bali aman dikunjungi dan pemerintah juga memberikan garanti jika terjadi "strended" akibat bencana erupsi Gunung Agung.

Dengan dibukanya kembali kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Bali diharapkan kunjungan pelancong ke Pulau Dewata meningkat dan tingkat hunian hotel juga bertambah, terutama dalam menyongsong Perayaan Tahun Baru Imlek pada bulan Februari 2018, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement