REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Industri pariwisata Amerika Serikat (AS) pada 2017 melemah jika dibandingkan pencapaian yang diraih pada 2016. Para pelaku industri pariwisata menuding kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang masuknya pendatang dari Meksiko dan negara-negara Muslim sebagai salah satu penyebabnya.
Dilansir dari laman Fox News, Rabu (10/1), di semester pertama 2017 turis yang datang ke AS turun empat persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Data dari The National Travel and Tourism Office mencatat pada 2017 kunjungan turis asing sebanyak 41 juta orang. Pada Juli saja, kunjungan wisatawan mancaanegara merosot 9,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Walaupun demikian menurut Sekretaris Komersial Wilbur Ross pada Juli 2017 pengeluaran wisatawan asing diestimasi mencapai 21,2 miliar dolar AS selama berlibur di Negeri Paman Sam. Angka ini lebih tinggi daripada pengeluaran turis asing tahun 2016 di periode yang sama.
US Travel Association menyebut pelancong mancanegara menghabiskan sekitar 4.300 dolar AS ketika berada di negara tersebut. Rata-rata mereka berlibur di AS selama 18 hari. Pada 2016, pengeluaran turis menyentuh angka 246 miliar dolar AS dan menyediakan 1,2 juta lapangan kerja.
Agar sektor pariwisata AS tak terus menurun, mulai tahun ini para pelaku industri pariwisata berkoalisi. Mereka mendengungkan tagline 'Visit US'. Tujuan dari tagline ini adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat dunia agar tak ragu berlibur ke AS. Jonathan Grella selaku Executive Vice President di US Travel Association menerangkan detil 'Visit US' akan dijabarkan pada pekan depan.