Selasa 09 Jan 2018 05:30 WIB

Ingin Sehat di 2018? Kurangi Konsumsi Gula

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Winda Destiana Putri
Gula Kristal Putih
Foto: CORBIS
Gula Kristal Putih

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mulai dari sarapan hingga makan malam, tanpa disadari tidak sedikit dari kita yang telah banyak mengonsumsi gula. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi gula sangat tidak baik untuk kesehatan.

Dilansir Malay Mail Online, salah satu cara agar tubuh tetap sehat yaitu dengan mengontrol konsumsi gula. Tidak mudah memang jika lidah yang sudah terbiasa dengan makanan atau minuman manis secara tiba-tiba harus menguranginya dengan drastis.

Untuk mempermudahnya, mulailah menguranginya pada saat sarapan. Jika Anda orang yang biasa sarapan dengan cereal atau gandum, konsumsilah tanpa harus mengolahnya terlebih dahulu.

Apabila tetap harus mengonsumsi yang manis, makanlah roti dengan mengoleskan satu sendok teh selai di atasnya. Dengan ini, Anda tetap dapat beraktivitas pagi tanpa harus menaikkan level gula dalam darah.

Saat makan siang, usahakan untuk tidak meminum minuman manis mengandung gula. Jika Anda memiliki kebiasaan minum minuman manis gantilah dengan air putih. Yogurt yang mengandung manis alami dari buah jauh lebih baik daripada minuman bersoda rendah kalori.

Baca juga: Lakukan Lima Langkah Ini Jika Anda Konsumsi Banyak Gula

Apabila Anda mulai merasakan lapar diantara sarapan pagi dan makan siang siang atau antara makan siang dan makan malam, makanlah buah sebagai snack untuk menunda rasa lapar itu.

Saat berbelanja di supermarket, cermati tabel nutrisi makanan yang biasanya terdapat pada sisi samping atau belakang kemasan. Pilihlah makanan dengan kandungan gula, mentega atau telur yang rendah.

Mengurangi konsumsi makanan atau minuman berpemanis gula baik juga diterapkan untuk anak-anak. Sebelum menginjak usia 3 tahun, anak hanya dianjurkan untuk mengonsumsi air putih, produk berbahan susu dan puree buah.

Sementara permen hanya diberi pada kesempatan-kesempatan tertentu seperti pesta ulangtahun atau perayaan hari besar. Pemberian permen sebaiknya tidak sebagai alasan untuk membuat anak berhenti menangis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement