REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Nama Nusa Tenggara Barat (NTB) belakangan ini mendadak beken bagi para pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri. NTB, khususnya Pulau Lombok kini menjadi tujuan yang wajib didatangi para wisatawan.
Keindahan alam Lombok perlahan menancapkan diri sebagai salah satu destinasi berkelas yang memesona. Derasnya gelombang wisatawan tentu mendorong tumbuhnya industri di bidang kepariwisataan di NTB.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Lalu Gita Aryadi menyampaikan, pariwisata menjadi sektor unggulan dalam hal penyumbang pertumbuhan investasi di NTB. Jika mengesampingkan pertambangan, sektor pariwisata bahkan menempati peringkat teratas dalam beberapa tahun terakhir, meninggalkan pertumbuhan investasi di bidang pertanian.
"Minat investasi di NTB cenderung meningkat setiap tahun, terutama di bidang pariwisata. Ini menunjukan NTB sudah menjadi daerah yang strategis dan aman untuk berinvestasi," ujar Gita di Kantornya, Kamis (4/1).
Gita mengungkapkan, NTB memiliki sejumlah kawasan strategis pariwisata di Lombok dan Sumbawa yang potensial sebagai lokasi pembangunan kepariwisataan. Kemudahan investasi dari sisi perizinan menjadi faktor lain yang mendongkrak pertumbuhan investasi pariwisata di provinsi berjuluk Bumi Gora tersebut.
Jika Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara dan Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat menjadi dua destinasi yang sudah lebih dahulu ada dan populer, Pemprov NTB kini mempunyai 'jualan' lain berskala internasional. Adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
"(KEK Mandalika) paling seksi karena ada regulasi yang mendukung itu, dengan adanya insentif yang sangat menarik bagi investor dengan segala kemudahan tentunya," lanjut Gita.
Gita meyakini, kawasan yang dikelola BUMN, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) akan berkontribusi besar dalam pertumbuhan investasi pariwisata di Lombok yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid.
Setelah diresmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober lalu, kawasan dengan luas sekitar 1.175 hektar ini terus dipoles agar menjadi kawasan resort wisata berkelas internasional, seperti yang ada di Nusa Dua, Bali.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, pertumbuhan industri pariwisata memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni 22 persen pada 2017 atau meningkat sebesar 3 persen dibandingkan 2016 yang sebesar 19 persen.
"Investasi kepariwisataan di NTB sebagian besar meliputi pembangunan perhotelan, restaurant, pusat rekreasi, serta jasa-jasa dan usaha kepariwisataan lainnya seperti jasa agen perjalanan wisata," ucap Faozal.
Keyakinan Faozal akan terus tumbuhnya investasi di bidang pariwisata tak lepas dari capaian apik NTB dalam menggaet wisatawan. Tercatat selama 2017, NTB berhasil mendatangkan 3,8 juta wisatawan atau melampaui target kunjungan wisatawan ke NTB yang sebesar 3,5 juta wisatawan.
Sedangkan pada 2016, NTB mampu mendatangkan 3,1 juta wisatawan atau sedikit lebih tinggi dari angka kunjungan yang ditargetkan sebesar 3 juta wisatawan. "Alhamdulillah realisasinya selalu positif. Tahun ini (2018) kita menargetkan bisa menarik 4 juta wisatawan dengan harapan tentu kembali melampaui target," kata Faozal menambahkan.