Kamis 04 Jan 2018 15:52 WIB

Pemerintah Dorong Penyiapan 10 Destinasi Wisata Prioritas

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemandangan eksotis wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ilustrasi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pemandangan eksotis wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berupaya mendorong percepatan penyiapan sepuluh destinasi wisata prioritas. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, hal itu guna menjaga tingkat kunjungan wisata ke Indonesia ketika Bali sedang menghadapi bencana.

"Kita ingin mendorong supaya ada percepatan di penyiapan sepuluh destinasi wisata sehingga pariwisata kita tidak mudah terganggu. Misalnya, ada insiden seperti Gunung Agung kemarin," ujar Bambang di Jakarta, Kamis (4/1).

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan 10 destinasi prioritas sebagai Bali baru yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Semeru, Mandalika, Wakatobi, Morotai, dan Labuan Bajo. Bambang menjelaskan, pemerintah akan mendorong dengan menyiapkan perencanaan wilayah yang baik. "Sehingga bisa diidentifikasikan infrastruktur apa yang perlu dibangun," ujar Bambang.

Ia mengatakan, kelemahan dari kebanyakan 10 destinasi wisata baru itu adalah belum ada perencanaan wilayah yang baik dan terintegrasi. Kemudian, ujarnya, infrastruktur yang ada pun belum mendukung. "Supaya kita bisa mendorong pembangunan infrastruktur, perencanaannya kita siapkan," ujar Bambang.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan mancanegara yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisman reguler ke Indonesia melalui 19 pintu utama pada November 2017 mengalami penurunan sebesar 9,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi di delapan pintu masuk utama dengan persentase penurunan paling besar terjadi di Bandara Ngurah Rai, Bali yaitu sebesar 22,55 persen.

Meski begitu, secara kumulatif Januari hingga November 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia masih mengalami kenaikan. "Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 12,68 juta kunjungan atau naik 21,84 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 10,41 juta kunjungan," ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement