Kamis 04 Jan 2018 16:00 WIB

Bungker Kuno Solo Kini tanpa Lumut

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga melihat-lihat ke dalam bunker kuno peninggalan Belanda di Solo
Foto: Republika/Andrian Saputra
Warga melihat-lihat ke dalam bunker kuno peninggalan Belanda di Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bungker kuno peninggalan kolonial Belanda yang berada persis di halaman depan Gedung Dinas Pendudukan Catatan Sipil Kota Solo sudah rapi dan bersih. Rabu (3/1) Republika mengunjungi bungker tersebut.

Tak ada lagi rembesan air tanah dan lumut-lumut yang menempel di dinding-dinding bungker. Cahaya pun sudah bisa masuk hingga ke dalam bungker yang tersekat dinding di dalamnya. Meski suasana di dalam bungker terasa lembab namun tak ada lagi kesan angker di bungker yang memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar 7 meter itu.

Bungker tersebut memiliki dua pintu untuk masuk dan keluar. Setiap orang yang hendak masuk ke dalam bungker harus melwati beberapa anak tangga. Bungker tersebut ditemukan warga enam tahun lalu. Ketika ditemukan pertama kali, separuh bangunannya tertanam di kedalaman tanah.

Kotor, penuh lumut dan genangan air, itulah kondisinya saat itu. Pemerintah Kota Solo pun mengundang tim arkeologi dari Yogyakarta untuk melakukan penelitian terhadap bangunan sisa-sisa masa lampau itu.

Hasil penelitian para arkeolog, bangunan tersebut diperkirakan dibangun sekitar tahun 1800an. Konon dulunya bunker itu digunakan sebagai tempat berlindung pasukan Belanda saat perang meletus di Solo.  

Bungker itu juga digunakan untuk menyimpan logistik dan senjata-senjata pasukan Belanda. Di awal 2017, bungker itu direstorasi. Pemkot Solo mengalokasikan dana sebesar Rp 747.8 juta agar kondisi bungker bisa dikembalikan seperti sebelumnya.

Air rembesan dari tanah yang semula menggenangi bungker sudah bisa ditangani. Air yang terus keluar ke permukaan dialirkan ke sumur penampungan yang dibuat berada tak jauh dari bungker. "Kami restorasi dan menutup lubang-lubang rembesan air, meski waktu itu remesan airnya belum bisa ditangani penuh. Sekarang kita buatkan pipa kecil tidak ada lagi genangan," tutur Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Solo, Taufan Basuki saat meninjau bungker tersebut pada Rabu (3/1).

Pemkot Solo pun mempersilakan warga yang ingin mengunjungi bungker itu. Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo ingin bungker itu bisa menjadi lokasi wisata baru warga. Sebab itu untuk menarik warga agar mau berkunjung, Pemkot berencana mempercantik lingkungan bungker dengan membangun gazebo dan sarana pendukung lainnya. Untuk memberi kesan tempo dulu, Rudy begitu akrab disapa mengatakan perlu adanya penambahan diorama berupa patung dan gambar-gambar tentara.

Rudy pun mempersilakan warga untuk berswafoto dan melakukan foto praweding di lokasi tersebut. Kendati demikian, kata dia, warga yang berkunjung ke bunker itu tak akan dikenakan tiket masuk. Dengan begitu, dia berharap warga semakin antusias untuk datang ke bungker itu. Selain untuk tempat wisata bangunan tua, Rudy mengatakan bungker tersebut juga bisa dijadikan opsi lainnya untuk dijadikan ruangan bagi pencatatan nikah.

 

Untuk itu ia ingin budayawan, seniman dan akademisi di Solo dapat berpartisipasi memberi masukan untuk pengembangan bungker itu.  "Kami akan tawarkan ini untuk pariwisata dan budaya, memang kalau untuk dijadikan tempat pelayanan publik juga bagus, tapi untuk masyarakat bisa foto buat praweeding juga menarik," katanya.  

Rudy bersyukur bungker kuno yang masih ada di lingkungan Balai Kota Solo itu masih bisa diselamatkan. Ia mengklaim bungker itu menjadi satu-satunya bunker kuno yang kondisinya masih utuh. Meski begitu, dia mengimbau warga tidak mencorat-coret bungker yang merupakan bangunan cagar budaya itu. Karenanya, jelas dia, anggota satpol PP akan ditugaskan menjaga dan mengawasi warga yang berkunjung ke bungker.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement