Selasa 02 Jan 2018 12:14 WIB

Anak-Anak Australia Temukan 43 Telur Ular Berbisa

Telur ular.
Foto: Flickr
Telur ular.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Satu kelompok relawan lokal pencinta margasatwa di satu kota kecil di sebelah utara Sydney pada Selasa (2/1) mengungkapkan perincian mengerikan mengenai satu operasi belum lama ini, yang mirip peristiwa di film horor. Pada 20 Desember, anak-anak yang sedang bermain di Sekolah Laurieton menemukan telur kecil misterius di hamparan pasir sekolah mereka.

Karena tak yakin telur apa itu, staf pengajar yang bingung menghubungi organisasi margasatwa FAWNA, yang segera mengirim stafnya untuk menyelidiki. Relawan tersebut menemukan 12 telur ular cokelat tepat di bawah permukaan tanah.

Karena mengira masalah sudah selesai, anak-anak tersebut diperkenankan bermain lagi menjelang sore. Tapi dengan ditemukannya lebih banyak telur tak lama setelah itu, daerah tanjung pasir tersebut kemudian ditutup.

Selama tiga hari berikutnya, 43 telur dari tujuh sarang ditemukan di bawah tanah di tempat anak-anak bermain. "Pasir masih segar dan longgar dan telah menjadi tempat yang sempurna buat ular untuk bertelur karena temperaturnya," kata relawan FAWNA Yvette Attleir kepada media setempat.

Bahkan segera setelah menetas, ketika ular cokelat cuma memiliki panjang tubuh satu inci, hewan itu bisa menimbulkan risiko berbahaya buat manusia, terutama anak-anak.

Profesor toksiologi klinik Geoff Isbister dari University of Newcastle's School of Medicine and Public Health mengatakan hewan bertubuh licin itu memiliki bisa yang sangat beracun. "Bisa mereka sangat kuat," katanya. "Dalam hal Australia, itu adalah ular yang sangat berbahaya. Mereka bisa mengakibatkan sebagian besar kematian di sini."

Walaupun pemerintah telah meyakinkan orang tua bahwa tanjung pasir tersebut akan aman buat murid untuk bermain ketika kegiatan belajar-mengajar dimulai kembali setelah libur musim panas, mungkin diperlukan upaya untuk lebih meyakinkan sebelum anak-anak kembali bermain untuk membangun puri dari pasir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement