Sabtu 30 Dec 2017 23:31 WIB

Barong Unik Meriahkan 'Denpasar Festival 2017'

Sejumlah seniman mempersembahkan tari kolosal bertajuk parade topeng dalam Festival Denpasar 2015 di Denpasar, Bali, Senin (28/12).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah seniman mempersembahkan tari kolosal bertajuk parade topeng dalam Festival Denpasar 2015 di Denpasar, Bali, Senin (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tiga barong turut memeriahkan ajang "Denpasar Festival 2017" di kota setempat pada 28-31 Desember. Barong merupakan bentuk kesenian Bali yang menggunakan simbol menyerupai singa dengan berbahan unik dari lontar, koran, dan daun pisang kering

"Garapan yang kami namakan Mebarong-barongan ini sebagai refleksi tema Denpasar Festival tahun ini yang mengangkat tema Rawat Pusaka Cipta Inovasi. Tema itu kami implementasikan ke dalam garapan yang kami bawakan," kata Kelihan (Ketua) Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita, di Denpasar, Sabtu.

Garapan Mebarong-barongan dengan menggunakan tiga barong berbahan unik tersebut akan memeriahkan ajang Denpasar Festival 2017 di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, pada Ahad (31/12).

Tiga barong kreasi ini murni hasil tangan-tangan terampil seniman Penggak Men Mersi yakni Komang Marjana dan Putu Arif Suciawan. Baginya, masing-masing barong tersebut memiliki makna tersendiri. Kraras (daun pisang kering) sebagai bahan dasar barong, menyimbolkan daur ulang bahan alam yang sejatinya sangat bisa dimanfaatkan menjadi benda seni.

Bahan koran sebagai bahan yang bisa didaur ulang, menunjukkan daya kreatif seniman dalam memanfaatkan benda di sekitarnya. "Untuk barong dengan bahan lontar sebagai pemantik semangat dalam mengeksplorasi lontar sebagai simbol ilmu pengetahuan," ucapnya.

Sementara itu, Putu Arif Suciawan mengemukakan ide awal membuat barong dengan bahan yang cukup berbeda karena merasa tertantang untuk membuat sebuah karya seni. Dengan memakan waktu hingga satu bulan, pihaknya bersama tim baru bisa menyelesaikan sebuah barong dengan bahan lontar.

"Lewat barong berbahan kraras-lontar-koran ini, kami ingin menunjukkan pentingnya membedakan barong sakral dan barong profan. Semoga dengan garapan ini nantinya bisa memunculkan barong-barong yang tampilnya berbeda dengan barong yang ada di pura," ucapnya.

Dalam penampilannya itu, garapan Mebarong-barongan melibatkan sedikitnya 25 seniman muda yang siap menampilkan bakat terbaiknya. Garapan ini nantinya diiringi Gamelan Singapraga yakni sebuah barungan musik baru dengan dasar selonding dan mengambil nada diatonik. "Suatu kebanggaan bagi kami, karya kami bisa diapresiasi dan ikut tampil dalam event tahunan ini," ujar Arif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement