Jumat 29 Dec 2017 01:40 WIB

Sektor Pariwisata Lombok Bergelora Jelang Pergantian Tahun

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pantai Senggigi di Lombok Barat menjadi pilihan berlibur bagi wisatawan dan juga masyarakat pada masa liburan Natal dan Tahun Baru, Senin (25/12).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Pantai Senggigi di Lombok Barat menjadi pilihan berlibur bagi wisatawan dan juga masyarakat pada masa liburan Natal dan Tahun Baru, Senin (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bergelora jelang akhir tahun. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faisal mengatakan, arus kedatangan wisawatan ke Lombok mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Hal ini terlihat dari tingkat okupansi kamar hotel di sejumlah objek wisata di Lombok, mulai dari kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, hotel-hotel di Kota Mataram, kawasan Pantai Senggigi di Lombok Barat, dan hotel-hotel di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang ada di Lombok Utara.

"Tingkat rata-rata hunian hotel empat hari ke depan diprediksi bisa tembus 80 persen hingga 90 persen," ujar Hadi di Mataram, NTB, Kamis (28/12).

Hadi menyebutkan, kebanyakan wisatawan datang dari Pulau Jawa. Beragam kegiatan yang dilakukan para wisatawan, mulai dari menikmati keindahan alam di Lombok hingga wisata religi dengan berkunjung ke sejumlah makam dan peninggalan yang berkaitan erat dengan Islam di Lombok.

Hadi menyampaikan, kedatangan para wisatawan ke Lombok cukup bervariasi, mulai dari menggunakan pesawat, dan juga jalur darat disambung menyeberang melalui jalur laut menggunakan bus. "Ada juga yang memanfaatkan kapal cepat dari Bali ke Lombok," ucap Hadi.

Hal serupa diungkapkan Manager On Duty Hotel Kila Senggigi Hamid. Menurut Hamid, dampak erupsi Gunung Agung di Bali beberapa waktu lalu sudah tidak terjadi di Lombok. "Setelah aktivitas Gunung Agung normal, tingkat okupansi kamar hotel di Lombok kembali normal," kata Hamid.

Hamid menyebutkan, pada Kamis (28/12), dari 166 total kamar yang ada di Kila Senggigi, 92 persennya telah terisi. Tingkat okupansi di Kila Senggigi bahkan sempat menyentuh angka 99 persen hingga 100 persen beberapa waktu lalu. "Tapi akhir tahun nanti mungkin hanya 80 persen (okupansi) karena biasanya tamu setelah menginap empat-lima hari pindah cari suasana yang lain," lanjut Hamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement