Selasa 26 Dec 2017 10:02 WIB

Tips Memilih dan Menggunakan Minyak Goreng yang Baik

Menggunakan minyak goreng yang baik minimalisir risiko penyakit
Foto: ist
Menggunakan minyak goreng yang baik minimalisir risiko penyakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan minyak goreng tentunya tidak bisa dilepaskan dalam  kehidupan sehari-hari masyarakat. Apalagi di sajian khas nusantara, pasti ada minimal satu lauk yang digoreng atau ditumis.

Namun jika penggunaanya berlebih, minyak goreng juga memiliki risiko penyakit yang dapat ditimbulkan. Akan tetapi hal tersebut bisa diantisipasi dengan memilih minyak goreng yang stabil dan tidak mudah teroksidasi.

 “Konsumen perlu tahu minyak goreng yang baik itu seperti apa,” ujar Dr. Reisa Broto Asmoro.

Pengasuh di acara Dr. OZ Indonesia ini mengatakan, konsumen perlu memastikan minyak goreng yang digunakan terbuat dari bahan yang berkualitas dan bukan dari bahan yang berbahaya untuk tubuh.

“Kemudian memiliki titik didih yang tinggi sehingga jika digunakan untuk menggoreng tidak mudah mengalami oksidasi,” ujar Reisa dalam satu acara talkshow bersama SunCo, beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, minyak goreng memiliki warna bening yang tidak cepat menghitam. Sehingga meminimalkan risiko kanker.

Kemudian tidak mudah beku yang menandakan bahwa kandungan asam lemak jenuhnya rendah sehingga bisa meminimalkan peningkatan kolesterol jahat yang bisa berisiko buruk bagi tubuh.

“Lalu terakhir karakternya harus seperti air, yaitu tidak lengket dan mudah mengalir, tentunya yang harus dikit nempel dimakanan. Karena apabila terlalu menyerap dimakanan bisa menimbulkan resiko obesitas dan penyakit lainnya,” ujar Reisa.

Setelah mengetahui ciri-ciri minyak goreng yang baik, masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana cara memakai minyak goreng yang benar saat memasak.

Ahli gizi, Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan, salah satu kebiasaan yang salah saat memasak menggunakan minyak goreng adalah menggunakannya secara berulang-ulang hingga minyak berubah warna.

“Saat memanaskan minyak goreng dengan suhu tinggi dan digunakan secara berulang akan mengakibatkan minyak mengalami kerusakan karena adanya oksidasi yang membuat makanan menjadi bau tengkik, berubahnya komposisi pada asam lemak tidak jenuh, berubahnya warna minyak, dan jumlah minyak lebih banyak terserap dalam makanan,” ungkapnya.

Untuk itu, penggunaan minyak goreng yang baik harus dapat dipilih masyarakat. Sehingga dapat mengurangi jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh.

“Minyak goreng yang baik adalah terlihat jernih dan bening, memiliki aroma yang khas, semakin rendah jenis lemak jenuhnya maka semakin sehat. Hal ini dapat dideteksi dari kondisinya yang tidak mudah beku, teksturnya tidak terlalu kental tapi bening seperti air,” ujar Rita yang telah banyak menerbitkan buku tentang kesehatan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement