REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nike mulai menjual jilbab pertamanya untuk atlet perempuan Muslim. Di situs belanja Amerika Serikat (AS), Manajemen Nike mengatakan Nike Pro Hijab dibuat dengan kain ringan dan menyerap keringat, mudah disimpan selama latihan atau kompetisi.
Dilansir dari USA Today pada Kamis (21/12), Nike menempatkan beberapa lubang yang disebut optimal breathability untuk memberi kenyamanan pada atlet. Lubang itu terlihat buram dari luar dan berada di lokasi strategis.
Jilbab dijual seharga 35 dolar AS dan tersedia dalam warna hitam ukuran ekstra kecil hingga besar. Nike sadar banyak wanita Muslim memakai jilbab untuk alasan keagamaan sebagai ekspresi kesopanan. Wanita Arab atau Muslim lainnya memilih memakai jilbab untuk mengekspresikan identitas budaya.
Atlet hijab pertama yang memakai Nike Pro Hijab, Manal Rostom beranggapan produk itu bukan hanya ditujukan pada wanita Muslim dan Arab, tapi memberi kesempatan kepada wanita-wanita yang menunda gagasan mengenakan jilbab dalam profesi atlet.
Nike mengembangkan garmen tersebut selama setahun dengan memanfaatkan pengalaman dan rekomendasi dari sejumlah atlet, seperti, pemain seluncur es Zahra Lari, pelari dan pendaki gunung Manai Rostom, dan atlet angkat berat Amna Al Haddad.
Nike mencatat desain baru ditujukan untuk memenuhi kebutuhan budaya garmen dan gaya masing-masing atlet dari negara Muslim. Nike mendata kurang dari satu dari tujuh anak perempuan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga di negara-negara Timur Tengah.
Nike berharap produknya dapat menginspirasi lebih banyak perempuan dan anak perempuan yang menghadapi hambatan dan akses olahraga karena budaya agar berkarya.
Awalnya, Nike mengumumkan rencana menawarkan jilbab kinerja dengan meluncurkan kampanye video di Timur Tengah What Will They Say About You. Video itu menampilkan atlet wanita Muslim seperti Lari, pemain anggar Tunisia Ins Boubakri, dan petinju asal Yordania Arifa Bseiso.
Namun, banyak kritik di media sosial yang menyebut video itu tak menggambarkan kehidupan wanita Arab secara realistis dan merendahkan atlet. Warga net justru menyarankan Nike memberdayakan para atlet Muslim.
Ini berarti dunia memiliki merek olahraga terdepan di dunia menghasilkan produk seperti ini, kata Rostom. Ia beranggapan produk ini menjadi bukti Nike mendukung semua atlet yang ingin berkarya.