Sabtu 16 Dec 2017 16:04 WIB

Festival Oude Staat Semarang Digelar 31 Desember

Kawasan Kota Lama Semarang.
Foto: Antara
Kawasan Kota Lama Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Festival Oude Staat di kawasan Kota Lama yang digarap Pemerintah Kota Semarang, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan BPR MAA direncanakan berlangsung 31 Desember 2017 menyambut perayaan Tahun Baru 2018.

"Rencananya, gongnya atau seremonialnya pada tanggal 31 Desember 2017 bertepatan dengan momentum Tahun Baru 2018, sebagai salah satu tempat untuk menarik massa," kata Direktur Utama BPR MAA Hengki Tanto Sugiarto di Semarang, Sabtu (16/12).

Hal tersebut diungkapkannya di sela memantau kesiapan pergelaran festival yang rencananya digelar di Jalan Jalak, Jalan Sendowo, dan Jalan Kepodang yang berada di kawasan Kota Lama atau dikenal juga sebagai Little Netherland.

Mulai pekan depan, kata dia, diupayakan festival tersebut sudah berlangsung meski masih bersifat "trial and error" sehingga jika ada kekurangan bisa segera disempurnakan untuk kesiapan peluncurannya menyambut perayaan tahun baru.

"Kami berusaha mulai minggu depan sudah mulai dahulu, jalan dahulu. Ya, istilahnya 'soft opening', nanti seremonialnya dilakukan pada tanggal 31 Desember 2017. Ada banyak kegiatan nantinya, misalnya 'fashion show', sedang kami siapkan," katanya.

Ada pula, komunitas mobil antik, vespa, dan sepeda antik yang diberi ruang untuk memajang koleksi-koleksinya, serta tempat bagi sejumlah komunitas untuk ambil bagian dalam evetn yang direncanakan berlangsung setiap Jumat, Sabtu, Minggu itu.

"Untuk tendanya, kami siapkan sekitar 50 unit, kemudian ada tenda panjang berukuran 20 meter untuk kalangan usaha kecil dan menengah (UKM). Ada juga buat komunitas mobil antik, vespa antik, dan sepeda antik," kata Hengki.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui penyelenggaraan festival yang direncanakan rutin setiap minggu itu untuk membuat kawasan Kota Lama Semarang menjadi semakin hidup dan ramai.

"Walaupun sekarang sudah makin ramai, makin dilihat orang, kami tidak ingin orang melihat itu-itu saja. Bagaimana membuat suatu event yang rutin di Kota Lama," kata perempuan yang akrab disapa Ita itu.

Pada penyelenggaraan Festival Oude Staat, Ita yang juga Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang mengatakan bahwa Pemkot Semarang menggandeng Kadin dan BPR MAA untuk sama-sama menyiapkan event itu secara maksimal. "Pemkot Semarang 'kan sifatnya memberikan 'support'. Makanya, agak mundur dikit (pelaksanaan, red.), ada semacam 'trial and error' dahulu agar jika ada kekurangan bisa segera disempurnakan sebelum resmi di-'launching'," katanya.

Bahkan, kata dia, berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait diterjunkan, seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk merapikan pekarangan rumah-rumah kuno yang belum diketahui pemiliknya. "Kalau rumah yang sudah ada pemiliknya, pasti bersih. Namun, 'kan ada beberapa bangunan yang belum dioptimalkan pemiliknya. Ada rumput-rumput liarnya, misalnya, nanti mereka bersihkan. Dinas Perhubungan dan Satpol PP juga dilibatkan," katanya.

Yang jelas, kata Ita, persiapan Festival Oude Staat harus dilakukan semaksimal mungkin, termasuk konsep gerai-gerai yang ada, seperti larangan memasak dan pembatasan gerai minuman, untuk menjaga kebersihan. "Memang ada stan kuliner, tetapi sudah kami batasi tidak boleh ada masak-memasak, ya, sifatnya hanya memanasi masakan. Tidak boleh ada kegiatan cuci-cuci sehingga konsepnya sekali buang, misalnya untuk gerai minuman," katanya.

Selain itu, kata dia, pengamen dan pedagang asongan juga tidak boleh masuk untuk menjaga kenyaman pengunjung sebab di kawasan itu sudah disiapkan titik-titik pertunjukan musik, mulai akustik hingga panggung yang bisa dinikmati dengan nyaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement