REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ajang Perang Topat di Pura dan Kemaliq Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (3/12) sore menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) yang sedang berkunjung ke Lombok.
David Harish salah satunya. Warga Amerika Serikat ini mengaku sangat antusias dengan pagelaran Perang Topat. David mengatakan, Perang Topat 2017 menjadi yang ketujuh baginya setelah pertama kali menyaksikan Perang Topat pada 1983.
Dalam perjalanannya, David melihat banyak perkembangan dalam prosesi perang saling lempar ketupat berukuran mini tersebut. "Perkembangannya sangat luar biasa, pada tahun 80-an masih sepi, sekarang sudah ramai sekali," ujar David di Pura Lingsar, Lombok Barat, Ahad (3/12).
David mengaku sangat senang bisa kembali menyaksikan Perang Topat setelah terakhir kali ia saksikan secara langsung pada 2009. Saking antusiasnya, David berencana membuat buku dengan kearifan budaya Lingsar dan Perang Topat sebagai inti dari bukunya.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan prosesi Perang Topat menjadi penanda bahwa sektor pariwisata Lombok masih baik-baik saja, meski diterpa dampak erupsi Gunung Agung di Bali. Faozal tak menampik sejumlah dampak ditimbulkan akibat penutupan bandara dan juga sejumlah pembatalan penerbangan berimbas pada sektor pariwisata.
Namun, secara keseluruhan, lanjut Faozal, Lombok masih aman dikunjungi. Terlebih, kondisi Bandara Internasional Lombok yang sejak dua hari terakhir beroperasi normal setelah sempat melakukan sistem buka-tutup.
"Secara umun berwisata di Lombok enggak ada masalah. Enggak ada orang pakai masker, aman dan tidak ada apa-apa. Ini ada sekitar 50-60 turis asing yang datang ke Perang Topat membuktikan wisata Lombok masih baik-baik saja," kata Faozal.