Rabu 29 Nov 2017 13:18 WIB

Bondan Winarno Kerap Menulis Cerpen Sebagai Penawar Jenuh

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bondan Winarno
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Bondan Winarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bondan Winarno mungkin lebih akrab dikenal sebagai sosok pakar kuliner yang akrab dengan jargon "Maknyus"- nya. Namun jauh sebelum itu, ia dikenal sebagai wartawan andal dan juga penulis cerpen.

Pria yang pernah menjabat pemimpin redaksi harian Suara Pembaruan ini pernah menerbitkan buku Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi, yang memuat hasil liputan investigasinya . Buku tentang skandal tambang emas Busang pada tahun 1997 ini disebut sebagai salah satu laporan investigasi terbaik.

Bukan hanya karya jurnalistik, Bondan juga dikenal sebagai cerpenis yang menghasilkan banyak karya cerpen (cerita pendek). Pada 2016 lalu, misalnya, penerbit Noura Books yang berada di bawah naungan PT Mizan Publika, pernah menerbitkan buku kumpulan cerpen karya Bondan. Buku ini diberi judul Petang Panjang di Central Park.

"Saya terheran-heran ketika Bung Teguh Afandi dari Noura Books tiba-tiba menghubungi saya untuk membicarakan penerbitan kumpulan cerpen saya itu. Saya tidak berpikir dua kali dan langsung menyerahkan hak menerbitkan naskah cerpen-cerpen itu kepada Noura Books," tulis Bondan, dikutip dari bagian pembuka buku kumpulan cerpennya itu, yang ia beri judul "Penawar Jenuh".

Dalam tulisan tersebut, Bondan menyebutkan bahwa uang dan kemasyhuran bukanlah tujuan dirinya menulis cerpen. "Karena saya sudah mendapat manfaat yang lebih besar dari menulis cerpen-cerpen itu, yaitu sebagai penawar jenuh," tulis dia lagi.

Melalui buku itu pula, Bondan ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa ia tidak hanya seorang tukang icip-icip kuliner. Tapi, jauh sebelum itu, ia sudah lebih dulu menjadi seorang penulis dalam artian sesungguhnya. "Biarpun tidak kaya, sombong itu tetap penting, kan," tulisnya lagi dengan nada bercanda.

Total ada 25 cerpen yang dipilih Bondan untuk dimasukan ke dalam buku antologi cerpennya itu. Kebanyakan di antaranya pernah dimuat di harian Kompas pada hari Ahad, dan beberapa di antaranya juga terpilih sebagai 10 cerpen terbaik dalam beberapa tahun.

"Sayangnya cerpen-cerpen saya di harian Indonesia Raya, Angkatan Bersenjata, dan Majalah Varia, tidak berhasil saya temukan naskahnya. Dari semua yang berhasil saya kumpulkan, saya pilih 25 cerpen untuk diterbitkan menjadi sebuah antologi," tulis Bondan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement