Ahad 26 Nov 2017 06:47 WIB

Hotel dan Kondomonium Mewah Berhenti Gunakan Nama Trump

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Indira Rezkisari
Presiden AS Donald Trump berbicara saat acara bisnis di Great Hall of the Peopledi Beijing, Cina, Kamis (9/11).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump berbicara saat acara bisnis di Great Hall of the Peopledi Beijing, Cina, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hotel dan Kondomonium mewah di Manhattan, New York, The Trump SoHo Hotel, memutuskan untuk tidak lagi menggunakan nama Trump dalam penyebutan gedung tersebut. Sebelumnya, pengelola sekaligus pemilik hotel ini memang telah menjalin kerjasama lisensi penggunaan nama Trump dengan perusahaan milik pengusaha sukses sekaligus Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Trump Organization.

Seperti dilansir dari Fox News, Trump Organization telah mencapai kesepakatan dengan pihak manajemen hotel dan penghuni kondomonium itu untuk tidak lagi menggunakan nama Trump untuk hotel tersebut. ''Pengumuman ini muncul saat hotel dan resort milik perusahaan tersebut mengalami berbagai perubahan dalam kondisi keuangan mereka,'' tulis keterangan di Fox News.

Lebih lanjut, Trump Organization mengungkapkan, kesepakatan dengan pemilik The Trump SoHo Hotel terkait penghentian lisensi penggunaan Trump akan mulai berlaku pada akhir tahun ini. Dalam beberapa tahun terakhir, hotel yang berada di pusat bisnis Manhattan, New York, itu memang kerap terlibat berbagai kontroversi dan masalah bisnis.

Salah satu pengusaha yang menyokong dana dalam pembangunan hotel mewah itu disebut-sebut terlibat penipuan saham dan terlibat dalam kegiatan mafia. Tidak hanya itu, tiga anak tertua Donald Trump, yang menjadi petinggi di Trump Organization, juga sempat terlibat kasus penipuan dalam penjualan salah satu kondomonium di gedung tersebut. Meskipun akhirnya kasus tersebut ditutup pada 2011 silam.

Terakhir, pada bulan lalu, seorang Jaksa di New York memutuskan untuk menghentikan penyelidikan tentang dugaan penipuan yang diduga melibatkan pemilik gedung tersebut dan Trump Organization. Jaksa tersebut pun mengembalikan dana sebesar 32 ribu dolar as kepada pengacara yang mewakili Trump Organization. Namun, jaksa tersebut menegaskan, pengembalian dana tersebut tidak terkait dengan penghentian investigasi kasus penipuan.

Selain itu, masalah lain yang diduga membelit The Trump SoHo Hotel adalah menurunnya pendapatan hotel tersebut. Hal ini diperkuat dengan tutupnya salah satu restoran sushi di hotel tersebut. Bahkan, Harian New York Times sempat menurunkan artikel tentang turunnya harga sewa kamar hotel dan minimnya pembeli kondomonium di gedung tersebut.

Tidak hanya di The Trump Soho, sejumlah hotel dan resort yang menggunakan lisensi nama Trump juga dilaporkan tengah mengalami penurunan perolehan laba. Pada bulan lalu, sebuah laporan keuangan yang dikeluarkan Pemerintah Inggris menyebutkan, dua resot golf di Skotlandia mengalami kerugian hingga dua kali lipat pada tahun lalu. Pun dengan resort golf di Los Angeles dan New York.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement