REPUBLIKA.CO.ID, STANFORD -- Tanpa disadari, orang tua kerap memberi wejangan yang justru menghambat perkembangan emosional anak.Emma Seppala, penulis buku The Happiness Track, membeberkan beberapa di antaranya, dikutip dari laman Business Insider.
Fokus pada masa depan
Orang tua sering mencemaskan kondisi anak di masa mendatang sehingga meminta mereka fokus untuk menata masa depan. Padahal, menurut Seppala, anak akan lebih sukses dan bahagia jika didorong untuk belajar menikmati setiap momen yang dilalui.
Stres adalah hal wajar
Banyak anak mengidap stres dan kecemasan berlebih karena dituntut menjadi yang terbaik dan mendapat nilai sempurna. Orang tua kadang menganggap stres adalah hal wajar, padahal keluarga semestinya menjadi tempat anak mendapat motivasi membangun.
Tetaplah sibuk
Orang tua modern senang memberi seabreg kegiatan untuk anak, mulai dari kursus mata pelajaran, les musik, tari, juga berenang. Tidak salah menginginkan anak unggul dalam segala bidang, tapi beri juga mereka ruang untuk menikmati waktu luang.
Unggul dalam satu bidang
Bakat anak memang terkadang sudah tampak sejak usianya belia, tapi bukan berarti ia perlu seketika didesak untuk unggul dalam satu bidang tersebut. Anak perlu mempelajari banyak hal baru, membuat kesalahan, dan sesekali gagal sebelum mengetahui minatnya.
Jangan menyerah pada kelemahan
Sederet kritik sering dilontarkan orang tua bahwa anak seharusnya mengenali kelemahannya lantas tidak menyerah pada keadaan itu. Saran tersebut justru membuat anak memaksakan diri dan tidak memperlakukan dirinya dengan baik.
Dunia ini kejam
Anak kerap diberi tahu bahwa dunia sangat kejam, di mana semua orang bersaing atau menjatuhkan. Padahal, akan lebih memberdayakan jika anak tidak selalu didorong 'mengalahkan' pihak lain, tetapi saling berkolaborasi dengan membangun jaringan.