Jumat 24 Nov 2017 21:14 WIB

Ini Masa-Masa Paling Berkesan Buat The Groove

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar. Promotor Accellera Entertainment Dea Marella, perwakilan band Potret Mery Kasiman, dan The Groove hadir dalam konferensi pers The 90's Festival di Pisa Kafe, Menteng, Jumat (24/11). The 90's Festival akan digelar Sabtu (25/11) di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Noer Kusumawardhani
Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar. Promotor Accellera Entertainment Dea Marella, perwakilan band Potret Mery Kasiman, dan The Groove hadir dalam konferensi pers The 90's Festival di Pisa Kafe, Menteng, Jumat (24/11). The 90's Festival akan digelar Sabtu (25/11) di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Band populer era 90-an, The Groove mengenang masa-masa paling berkesan dalam kariernya sebelum tampil di acara The 90s Festival pada Sabtu (25/11). Acara tersebut akan digelar di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Rejos (pemain perkusi), masa-masa yang paling berkesan adalah ketika The Groove merilis album pertama pada 1999. Ia merasa tidak menyangka akan memiliki album pada waktu itu.

"Kita juga nggak nyangka-nyangka eh sampai bisa ngeluarin kaset waktu itu. Kayak di jalan, di mobil dengar lagu kita tiba-tiba di putar di radio, itu luar biasa nggak ternilai oleh apapun," ujar Rejos dalam acara konferensi pers The 90s Festival di Pisa Kafe, Menteng, Jumat (24/11).

Sedangkan vokalis The Groove, Reza mengatakan atmosfer dan respons saat ini dan dahulu berbeda. Meski keseruannya tetap sama.  "Bedanya dalam artian waktu itu The Groove adalah band yang mungkin satu-satunya ada unsur jazznya, sisanya kan pop dan rock. Jadi mungkin itu yang bikin kita berbeda, kayak anak emas," kata Reza.

Selain itu selama 20 tahun kariernya di industri musik, The Groove pernah vakum selama lima tahun. Rejos menjelaskan para anggota band sempat melakukan berbagai kegiatan masing-masing seperti bekerja kantoran ataupun terlibat dalam proyek musik lainnya.

"Waktu vakum lima tahun disadarkan bahwa rumah kita itu tetap di The Groove. Walaupun kita main sama orang lain, pasti ada sesuatu yang kurang. Jadi energinya kita kumpulin lagi untuk kumpul bareng dan akhirnya bisa sampai seperti sekarang," ujar Rejos.

Reza ikut menambahkan para anggota band sebetulnya bisa sukses berkarier di musik tanpa The Groove. Namun, kata Reza, tidak bisa dipungkiri The Groove sendiri sudah menjadi brand yang kuat melebihi nama personel masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement