Jumat 24 Nov 2017 05:15 WIB

Wisatawan Mulai Antre Menginap di Skylodge Gunung Parang

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Pembangunan hotel menggantung (skylodge) di Gunung Parang, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, terus dikebut. Targetnya hotel ini selesai akhir 2017 ini.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pembangunan hotel menggantung (skylodge) di Gunung Parang, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, terus dikebut. Targetnya hotel ini selesai akhir 2017 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Skylodge (hotel gantung) yang berada di Gunung Parang, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta sedang ramai diperbincangkan. Ini merupakan hotel gantung pertama dan satu-satunya di Indonesia hingga kini. Berdasarkan data pengelola Gunung Parang, pada awal 2018 sudah ada enam grup yang mendaftar untuk bisa menginap di hotel ini.

Inisiator Badega Gunung Parang Padjajaran Anyar, Dhanni Daelami, mengatakan, kalau untuk Bulan Desember yang mendaftar hanya satu grup. Satu grup ini, kapasitasnya empat orang. Sedangkan di Januari 2018 nanti, sudah ada enam grup yang mendaftar.

"Pendaftarnya, warga lokal dan asing," ujar Dhanni, kepada Republika.co.id, Kamis (23/11).

Dhanni menyebutkan, hotel menggantung itu masih dalam tahap pembangunan. Totalnya ada 11 unit. Namun, yang selesai dibangun dan sudah bisa dihuni, baru satu unit.

Meskipun baru satu unit, yang mendaftarnya sudah lumayan banyak. Mereka yang ingin menginap di hotel dengan ketinggian 500 mdpl itu, merupakan pecinta panjat tebing. Pasalnya, untuk menjangkau hotel yang menempel di bebatuan andesit itu, pengunjung harus menguji adrenalin dengan memanjat bebatuan tersebut.

"Yang paling mudah menjangkau hotel ini, via ferrata atau bebatuan yang sudah dipasangi sling besi sebagai anak tangga," ujar Dhanni.

Menurutnya, tarif hotel menggantung ini bervariasi tergantung ketinggian. Yang paling tinggi, yakni di ketinggian 900 mdpl tarifnya mencapai Rp 4 juta per malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement