Rabu 22 Nov 2017 15:44 WIB

Pakar Marketing: Bisnis Penerbitan tidak akan Mati

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Irwan Kelana
Pakar marketing Hermawan Kertajaya (kedua dari kanan) bersama pengurus Ikapi Pusat dan Ikapi DKI.
Foto: Syahruddin El-Fikri/Republika
Pakar marketing Hermawan Kertajaya (kedua dari kanan) bersama pengurus Ikapi Pusat dan Ikapi DKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia penerbitan diyakini tidak akan mati. Hal itu disampaikan pakar marketing dan mendiri MarkPlus, Hermawan Kartajaya, pada acara Business Talk dan Konkerda Ikapi DKI Jakarta, di Hotel Gran Alia, Jakarta Pusat, Rabu (22/11).

“Tidak usah khawatir, bisnis dunia penerbitan tidak akan mati,” tegas Hermawan, menanggapi dan menyikapi kencangnya hembusan kematian dunia penerbitan, baik media, buku, majalah, maupun lainnya.

Dia menambahkan, walaupun bisnis online saat ini banyak diminati,  hal itu tidak akan membuat bisnis dunia penerbitan menjadi turun. “Tidak semua orang nyaman untuk membaca melalui versi digital. Masyarakat masih memerlukan bentuk fisik,” ungkapnya.

Menurut Hermawan, yang terpenting dilakukan adalah melakukan diferensiasi atau pembeda. “Terus lakukan inovasi,” paparnya. Sebab, kata dia, dengan inovasi itu maka masyarakat akan mendapat banyak informasi yang lebih inovatif dan yang diperlukan.

Ia mencontohkan beberapa perusahaan yang aktif melakukan inovasi, dan dalam perkembangannya terus berjalan dengan baik. Salah satunya adalah Alibaba.com. Perusahaan milik Jack Ma ini sukses meraksasa karena strategi jitunya dalam mengembangkan bisnis.

“Intinya memodifikasi bisnis yang sudah ada dengan teknologi masa kini. Misalnya, memokuskan dan memasukkan e-commerce dalam bisnis. Kemudian, padukan ruangan dunia maya (website dan online) ke dalam channel offline. Dan yang ketiga, membuat showroom channel online,” tambahnya.

Para pelaku industri penerbitan yang hadir dalam diskusi Business Talk sangat antusias mendengarkan dan menyimak pemaparan tokoh dan pakar marketing Hermawan Kartajaya. Selain Hermawan, pembicara lain yang menjadi nara sumber diskusi tersebut adalah Devi Raissa Rahmawati (pendiri Rabbit Hole), Tri Nuraini (PR & marketing manager Quipper), serta Duardi Prihandiko (vice president of digital marketing Bank Central Asia).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement