Ahad 19 Nov 2017 13:35 WIB

Warga Jabar Gelar Konser Angklung Raksasa di Gedung Sate

Ribuan pelajar dan mahasiswa memainkan angklung pada acara Angklung's Days 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (18/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan pelajar dan mahasiswa memainkan angklung pada acara Angklung's Days 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memperingati hari angklung sedunia, warga Bandung menghelat pesta angklung di Kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung, Ahad (19/11).  Keluarga Besar Bumi Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan perhelatan akbar ini.

Sebanyak 6000 pemain angklung siap merayakan hari jadi angklung sejagat tersebut. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menjelaskan, angklung harus dimainkan lebih dari satu orang, karena satu angklung memiliki satu nada. 

Bila masing-masing memegang angklung, ketika konduktor memberi aba-aba untuk membunyikan berbarengan, maka alunan musik angklung semakin merdu. “Artinya ketika kita bersatu padu dan bersama maka akan tercapai cita-cita bersama, ini makna yang dalam di acara ini,” ujar Esthy.
 
Angklung sebagai instrumen musik legendaris  di Indonesia bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan. Nantinya, peserta Angklung Day's lebih dari 150 sekolah. Mulai dari TK hingga SMA di Jawa Barat akan bermain alat musik khas masyarakat Sunda itu. "Total target peserta sekitar 6000 berpartisipasi dalam acara tersebut,"ujar Esthy.
 
Sejak badan budaya PBB UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, Angklung perlu dilestarikan  dan diimplementasikan. Dengan cara dengan menjaga, memelihara, melestarikan dan meregenerasikan angklung ke seantero nusantara.
 
Kabid Promosi Wisata Budaya Kemenpar, Wawan Gunawan berharap melalui acara Angklung’s Day 2017, dapat membuat seluruh para peserta selalu mengingat budaya leluhur dan tetap menjaga kelestariannya. Mengenai atraksi angklung, Wawan menceritakan kisah mengenai alat musik dari dari bambu ini.
 
“Dulu, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen," urainya. 
 
Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci). Sang Dewi dipercaya membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia. 
 
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, tema besar dalam pesta angklung tahun ini adalah: Karya Nyata Pemersatu Bangsa”. Kenny juga minta semua masyarakat diminta untuk membantu melestarikan alat musik tradisional khas Jawa Barat ini
 
"Angklung's Day 2017 digelar memperingati hari angklung dunia dari UNESCO pada  16 November 2010 sebagai salah satu warisan budaya dunia bukan benda. Ini menjadi acara ketujuh kali dan akan diselenggarakan Kabumi UPI semenjak tahun 2010," ujar Kenny. 
 
Dengan mengajak para siswa sebagai peserta, Kenny berharap anak-anak muda dapat mengenal budaya bangsa. Kemudian anak-anak muda dapat melestarikan budaya itu sehingga tak hilang digerus zaman. “Dulu, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen," urainya
 
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, kegiatan ini merupakan wujud nyata masyarakat Jawa Barat dalam upaya memelihara dan mengembangkan seni angklung 
 
"Angklung ini sudah menjadi budaya dan milik dunia. Masyarakat Jawa Barat mesti menjadi bagian paling depan untuk menjaga alat musik tersebut," kata Arief Yahya. 
 
Angklung Days ini menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung .”Kami berharap kemolekan irama dan harmoni dari 6000 manusia angklung Wonderful Indonesia dapat menggelitik rasa ingin tahu wisman untuk datang ke Indonesia," ujar Menpar Arief.
 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement