REPUBLIKA.CO.ID, SINTANG -- Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, menjadi tuan rumah Pameran Manik-manik se-Borneo (Kalimantan) dengan tema "Butiran Manik Merangkai Warisan Budaya Antarbangsa". Pameran juga diikuti utusan Malaysia dan Brunei Darusalam.
"Pameran manik itu acara yang luar biasa untuk mengembangkan potensi usaha kelompok Usaha Kecil Menengah, apalagi diikuti oleh dua negara tetangga," kata Wakil Bupati Sintang, Askiman di Sintang, Kalimantan Barat, Jumat.
Dalam pameran tersebut, ada satu makna tersirat yakni di rangkaian dan butiran manik yang berbeda warna, tetapi jika dirajut menjadi satu kesatuan, tentunya mempunyai satu nilai keindahan yang luar biasa.
"Mari kita rajut kembali semua bentuk suku, agama dan budaya yang berbeda-beda. Kita rajut jadi satu kesatuan dengan warna yang berbeda seperti rangkaian manik-manik itu," kata Askiman.
Pemkab menginginkan ke depannya pameran itu harus direncanakan lebih besar lagi dan tidak hanya bentuk dalam pameran manik - manik saja. Namun, melibatkan kegiatan seni budaya daerah lainnya, sehingga masyarakat juga dapat mengetahui dan memahami apa-apa saja yang terdapat di arsip daerah.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Siti Musrikah mengatakan, Pameran Manik se-Borneo yang dilaksanakan dari 15 - 16 November, melibatkan peserta dalam dan luar negeri, seperti Jabatan Muzium Sarawak, Jabatan Muzium Sabah, Jabatan Muzium-Muzium Brunai Darussalam, Museum Provinsi Kalimantan Barat, Museum Provinsi Kalimantan Tengah, Museum Provinsi Kalimantan Timur, Museum Provinsi Kalimantan Selatan, Museum Provinsi Jawa Tengah dan Museum Kabupaten Sintang.
"Tujuannya mengenalkan kepada masyarakat luas baik dalam dan luar negeri tentang keindahan dan keragaman manik serta kekayaan fungsi manik dalam kehidupan manusia, baik dari kelahiran hingga kematian," kata Siti.