REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) akan membangun destinasi wisata olahraga, sebagai salah satu upaya memperkaya khasanah destinasi wisata di daerah asal pahlawan nasional Sultan Nuku itu.
"Adanya destinasi wisata olahraga itu diharapkan akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berkunjung ke Tidore Kepulauan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tidore Kepulauan, Yakub Husen ketika dihubungi dari Ternate, Ahad (12/11).
Destinasi wisata olah raga tersebut rencananya dibangun di sejumlah lokasi di Tidore Kepulauan, di antaranya di wilayah Rum, Tugu Rufa dan Gunung Kie Matubu, yang masing-masing akan menampilkan kekhasan tersendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Ia mencontohkan destinasi wisata olah raga yang akan dibangun di wilayah Rum, akan menampilkan olah raga wisata yang terkait dengan pantai, seperti fasilitas olah raga bola voli pantai, renang, selam dan dayung, karena wilayah itu berada di kawasan pantai.
Destinasi wisata olah raga yang akan dibangun di wilayah Rum itu diyakini akan banyak diminati wisatawan, tidak saja dari wilayah Kota Tidore Kepulauan, tetapi juga dari Kota Ternate karena letaknya yang sangat dekat dengan Ternate, yakni hanya membutukan waktu sekitar 10 menit jika menyeberang menggunakan speedboat.
Yakub Husen belum menyebutkan anggaran yang disiapkan untuk pembangunan destinasi wisata olah raga tersebut dengan alasan masih dalam tahap perencanaan, namun untuk sumber anggarannya selain dialokasikan melalui APBD Tidore Kepulauan, juga akan diupayakan dari provinsi dan pemerintah pusat.
Upaya lain yang dilakukan Pemkot Tidore Kepulauan untuk menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri ke daerah itu adalah mengintensifkan promosi pariwisata dan memperbanyak penyelenggaraan kegiatan wisata, di antaranya Festival Budaya Tidore yang telah masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional.
Ia menambahkan Pemkot Tidore Kepulauan juga terus membenahi semua objek wisata daerah itu, seperti membangun jalan lingkar di Pulau Maitara, salah satu objek wisata bahari andalan daerah itu, yang pernah diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp 1.000.