REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat 45 makin terasa ketika sampai di gedung Joeang 45 jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat. Replika alat-alat perjuangan pejuang bangsa, terpampang rapi di museum yang diresmikan oleh Bapak Presiden RI ke dua Soeharto pada 19 Agustus 1974.
Pertama masuk sudah terpampang patung Bapak proklamator RI Soekarno dan Moh Hatta menyambut pengunjung. Di tembok sisi tengah pahlawan-pahlawan bangsa terpampang patung wajahnya, Chairil Anwar, Soebagjo, Sukarni, dan sebagainya.
Replika-replika alat perang terpajang rapih menceritakan kepada pengunjung apa-apa yang pahlawan gunakan saat mereka berada di medan perang. Baju-baju yang mereka pakai juga terpajang di sisi sudut Museum.
Memperingati 10 November sebagai hari Pahlawan merupakan usaha masyarakat Indonesia memperkokoh persatuan bangsa. Dengan melihat dan mengetahui perjuangan para pahlawan memerdekakan kemerdekaan Indonesia, generasi muda di jaman sekarang mesti mengejawantahkan perjuangan para pahlawan.
Penjaga Museum Joeang 45, Aris Dwi Saputra mengaku mengaplikasikan kehidupan sehari-harinya dengan perjuangan. Menjaga sekitar Museum juga merupakan perjuangan baginya.
Namun, malah di hari pahlawan ini, ia mengaku pengunjung sepi, sama seperti hari-hari biasa, kecuali hari kunjungan dan Napak Tilas yang setiap tahun diadakan per tanggal 16 Agustus. "Sama aja sepi, paling seharian 15 orang yang datang, padahal ini Hari Pahlawan," ujar Aris saat ditemui Republika.co.id, Jumat (10/11).
Meskipun begitu ia berharap masyarakat umumnya pernah dan terus mengunjungi Museum Joeang juga museum-museum lain untuk mengetahui sejarah bangsa ini dan langsung merasa dekat ketika berkunjung. Tidak hanya melalui mesin pencari seperti google.