Jumat 10 Nov 2017 11:57 WIB

Bangganya Memiliki Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Pemandangan dari lantai 24 gedung Perpustakaan Nasional. Di lantai ini pengunjung bisa membaca sambil menikmati pemandangan Jakarta.
Foto: MGROL 99
Pemandangan dari lantai 24 gedung Perpustakaan Nasional. Di lantai ini pengunjung bisa membaca sambil menikmati pemandangan Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak bangga menjadi warga negara Indonesia. Tak kalah dengan negara maju lain, Indonesia ternyata punya perpustaan yang tercatat sebagai perpustakaan tertinggi di dunia. Baru diresmikan tanggal 14 September kemarin, perpustakaan ini mengalahkan perpustakaan tertinggi sebelumnya yang dimiliki oleh China.

Dengan tinggi bangunan 126,3 meter, membuat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia ini dinobatkan sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Gedung seluas 50.917 meter persegi berdiri diatas lahan sebesar 11.975 meter persegi.

Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas, Joko Santoso menjelaskan buku adalah jendela dunia. Maka dari itu gedung Perpusnas ini adalah gedung jendela dunia yang konsepnya mengacu pada mandala pengetahuan Indonesia.

“Mengapa mandala ilmu pengetahuan Indonesia, karena di tengahnya berdiri Monumen Nasional, barat ada Museum Nasional, timurnya Galeri Nasional, sebelah utara ada Istana Negara, dan selatannya ada Perpustakaan Nasional ini,” ujarnya.

Untuk proses pembangunan, lanjutnya, bangunan 24 lantai ini didesain oleh arsitek asal Yogyakarta, R Bagus Budho Diwankoro, berdasarkan hasil sayembara di tahun 2012. Dari tahun 2012 dimulai lomba desain, tahun 2013 rancangan desain keseluruhan selesai dilakukan, 2014 mulai dibangun hingga 2017 semuanya sudah rampung.

“Bisa dibilang ini pembangunan multiyear, dibangun sekitar tiga tahunan kurang. Tapi ini dirasa cukup efektif sehingga ada ruang waktu untuk perancangan, persiapan hingga berdiri kokoh lengkap dengan beragam koleksi hingga bisa dibuat pelayanan seperti sekarang,” imbuhnya.

Gedung menyimpan sekitar 3,6 juta koleksi buku, naskah, foto, film, audio visual, jurnal, majalah dan lain sebagainya serta 5 ribu koleksi braille. Perpustakaan Nasional yang mengahbiskan anggaran sekitar Rp 465 miliar ini dibangun dengan konsep bangunan go green dan smart building.

“Go green di sini gedung ini hanya mengonsumsi listrik 150 kwh/mili meter persegi per tahun, dan ada ruang terbuka hijau. Kenapa disebut smart bulding juga karena gedung sudah menggunakan dukungan TIK, ada juga book transporter untuk mengantarkan buku dari statu lantai ke lantai lain. Dan ada RFID system yang membantu user untuk cepat dapat layanan perpustakaan,” paparnya.

Berikut daftar lengkap peruntukan setiap lantai di gedung baru Perpustakaan Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Selatan.

Lantai 1: Lobi Utama

Lantai 2: Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan dan Ruang Teater

Lantai 3: Zona Promosi Budaya Baca Gemar Membaca

Lantai 4: Ruang Pameran Koleksi Perpustakaan

Lantai 5: Perkantoran

Lantai 6: Data Center/ Mushalla

Lantai 7: Layanan Koleksi Anak, Lansia, dan Disabilitas

Lantai 8: Layanan Koleksi Audivisual

Lantai 9: Layanan Koleksi Naskah Nusantara

Lantai 10: Penyimpanan Koleksi Deposit

Lantai 11: Penyimpanan Koleksi Monograf Tertutup

Lantai 12: Ruang Baca Koleksi Deposit

Lantai 13: Ruang Baca Koleksi Monograf Tertutup

Lantai 14: Layanan Koleksi Buku Langka

Lantai 15: Layanan Koleksi Referens

Lantai 16: Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan

Lantai 17: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lantai 18: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lantai 19: Layanan Multimedia

Lantai 20: Layanan Koleksi Berkala Mutakhir dan Ilmu Perpustakaan

Lantai 21: Layanan Koleksi Monograf Terbuka (Klas 000-049)

Lantai 22: Layanan Koleksi Monograf Terbuka (Klas 500-999)

Lantai 23: Layanan Koleksi Mancanegara dan Majalah Terjilid

Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara dan Executive Lounge

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement