REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak bangga menjadi warga negara Indonesia. Tak kalah dengan negara maju lain, Indonesia ternyata punya perpustaan yang tercatat sebagai perpustakaan tertinggi di dunia. Baru diresmikan tanggal 14 September kemarin, perpustakaan ini mengalahkan perpustakaan tertinggi sebelumnya yang dimiliki oleh China.
Dengan tinggi bangunan 126,3 meter, membuat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia ini dinobatkan sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Gedung seluas 50.917 meter persegi berdiri diatas lahan sebesar 11.975 meter persegi.
Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas, Joko Santoso menjelaskan buku adalah jendela dunia. Maka dari itu gedung Perpusnas ini adalah gedung jendela dunia yang konsepnya mengacu pada mandala pengetahuan Indonesia.
“Mengapa mandala ilmu pengetahuan Indonesia, karena di tengahnya berdiri Monumen Nasional, barat ada Museum Nasional, timurnya Galeri Nasional, sebelah utara ada Istana Negara, dan selatannya ada Perpustakaan Nasional ini,” ujarnya.
Untuk proses pembangunan, lanjutnya, bangunan 24 lantai ini didesain oleh arsitek asal Yogyakarta, R Bagus Budho Diwankoro, berdasarkan hasil sayembara di tahun 2012. Dari tahun 2012 dimulai lomba desain, tahun 2013 rancangan desain keseluruhan selesai dilakukan, 2014 mulai dibangun hingga 2017 semuanya sudah rampung.
“Bisa dibilang ini pembangunan multiyear, dibangun sekitar tiga tahunan kurang. Tapi ini dirasa cukup efektif sehingga ada ruang waktu untuk perancangan, persiapan hingga berdiri kokoh lengkap dengan beragam koleksi hingga bisa dibuat pelayanan seperti sekarang,” imbuhnya.
Gedung menyimpan sekitar 3,6 juta koleksi buku, naskah, foto, film, audio visual, jurnal, majalah dan lain sebagainya serta 5 ribu koleksi braille. Perpustakaan Nasional yang mengahbiskan anggaran sekitar Rp 465 miliar ini dibangun dengan konsep bangunan go green dan smart building.
“Go green di sini gedung ini hanya mengonsumsi listrik 150 kwh/mili meter persegi per tahun, dan ada ruang terbuka hijau. Kenapa disebut smart bulding juga karena gedung sudah menggunakan dukungan TIK, ada juga book transporter untuk mengantarkan buku dari statu lantai ke lantai lain. Dan ada RFID system yang membantu user untuk cepat dapat layanan perpustakaan,” paparnya.
Berikut daftar lengkap peruntukan setiap lantai di gedung baru Perpustakaan Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Selatan.
Lantai 1: Lobi Utama
Lantai 2: Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan dan Ruang Teater
Lantai 3: Zona Promosi Budaya Baca Gemar Membaca
Lantai 4: Ruang Pameran Koleksi Perpustakaan
Lantai 5: Perkantoran
Lantai 6: Data Center/ Mushalla
Lantai 7: Layanan Koleksi Anak, Lansia, dan Disabilitas
Lantai 8: Layanan Koleksi Audivisual
Lantai 9: Layanan Koleksi Naskah Nusantara
Lantai 10: Penyimpanan Koleksi Deposit
Lantai 11: Penyimpanan Koleksi Monograf Tertutup
Lantai 12: Ruang Baca Koleksi Deposit
Lantai 13: Ruang Baca Koleksi Monograf Tertutup
Lantai 14: Layanan Koleksi Buku Langka
Lantai 15: Layanan Koleksi Referens
Lantai 16: Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan
Lantai 17: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lantai 18: Kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lantai 19: Layanan Multimedia
Lantai 20: Layanan Koleksi Berkala Mutakhir dan Ilmu Perpustakaan
Lantai 21: Layanan Koleksi Monograf Terbuka (Klas 000-049)
Lantai 22: Layanan Koleksi Monograf Terbuka (Klas 500-999)
Lantai 23: Layanan Koleksi Mancanegara dan Majalah Terjilid
Lantai 24: Layanan Koleksi Budaya Nusantara dan Executive Lounge