Jumat 10 Nov 2017 03:01 WIB

Anak yang Memakai Ponsel Lebih Berisiko Alami Perisakan

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang anak sedang memainkan ponsel
Foto: corbis
Seorang anak sedang memainkan ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, BRIDGEWATER -- Sebagian orang tua sudah membekalkan ponsel pada anak sejak usia belia dengan berbagai pertimbangan. Namun, studi terbaru menyarankan untuk tidak terlalu cepat memberi gawai pada anak usia sekolah dasar.

Anjuran tersebut disampaikan para periset dari Bridgewater State University di Bridgewater, Massachusetts, AS. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa siswa belia yang memakai ponsel di sekolah lebih berisiko mengalami perisakan alias bullying.

Tim melakukan survei terhadap 4.584 siswa kelas tiga sampai kelas lima sekolah dasar yang ditanya mengenai pengalaman mereka terkait ponsel pintar. Periode riset berlangsung selama dua tahun antara 2014 sampai 2016.

Dari keseluruhan peserta survei, sebanyak 49,6 persen siswa dilaporkan memiliki ponsel pintar dan 9,5 persen anak sudah menjadi korban perisakan. Mereka yang memiliki ponsel tercatat lebih berisiko menjadi target gangguan dari kawan lainnya.

Akses ke media sosial dan layanan perpesanan dilaporkan meningkatkan interaksi daring siswa pengguna ponsel. Hal itu menambah risiko paparan negatif serta peluang perisakan siber, dengan cara saling respons pada unggahan media sosial.

Dr Elizabeth Englander yang terlibat dalam riset mengatakan, banyak orang tua belum mencermati kerentanan anak. Profesor di bidang psikologi dari Bridgewater State University itu meminta ayah-ibu di rumah lebih memperhatikan risiko yang tak terduga itu.

"Paling tidak, orang tua dapat melakukan diskusi dan mengedukasi anak tentang tanggung jawab penggunaan ponsel, juga aturan umum dan cara berkomunikasi di ranah sosial," kata Englander, dikutip dari Daily Mail.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement