REPUBLIKA.CO.ID, WIDI — Turnamen mancing internasional 'Widi International Fishing Tournament' (WIFT) 2017 resmi dimulai di perairan Kepulauan Widi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara pada Jumat (27/10). Setelah dibuka oleh Menko Maritim Luhut Pandjaitan pada Rabu (25/10), peserta keesokan harinya melakukan observasi spot mancing sebelum memulai lomba pada Jumat dan Sabtu (28/10) ini.
"Dengan even WIFT 2017, kita dorong Halmahera Selatan sebagai destinasi mancing dunia," kata Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, saat acara melepas penyu sebagai tanda dimulainya turnamen lomba mancing WIFT 2017 di Pulau Daga, Kepulauan Widi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Abdul Gani menyadari masih banyak yang perlu dibenahi dalam persiapan turnamen akbar lomba mancing ini. Ia berharap turnamen WIFT pada tahun-tahun mendatang lebih baik lagi.
Sekda Halmahera Selatan, Helmi Surya Baututihe, menyebut wilayah Halmahera Selatan terutama Kepulauan Widi memiliki potensi sebagai destinasi wisata bahari. Selain memiki puluhan spot diving, perairan Kepulauan Widi memiliki banyak jenis ikan sehingga berpotensi sebagai destinasi mancing internasional.
"Banyak wisata budaya dan wisata bahari yang bisa menarik wisatawan datang ke Halmahera Selatan," kata Helmi.
Hari pertama lomba pada Jumat kemarin, beberapa tim berhasil mendapatkan ikan marlin hitam (Black Marlin). Ikan dari jenis Billfish (ikan berparuh) ini terkenal sebagai petarung yang sulit ditaklukan para pemancing.
Lomba hari kedua atau hari terakhir pada Sabtu ini dimulai pada pukul 06.00 WIT atau 04.00 WIB. Para pemancing harus kembali ke basecamp pada pukul 18.00 WIT. Jika kembali melewati batas waktu tersebut, tim akan didiskualifikasi dan ikan hasil tangkapannya tidak masuk hitungan.
Ketua Panitia Perlombaan WIFT 2017, Ardimansyah, menyebut turnamen WIFT 2017 diikuti 350 peserta. Mereka terbagi dalam 50 tim.
Ada 12 negara yang ikut serta yakni Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Prancis, Selandia Baru, Malaysia, Timor Leste, India, dan Singapura. Mereka tergabung dalam 13 tim luar negeri. Sementara, ada 37 tim Indonesia yang berasal dari berbagai pelosok negeri.
Ardi yang merupakan pembina Rumah Mancing ini menilai WIFT 2017 merupakan turnamen mancing terbesar yang pernah digelar di Indonesia. Selain menyediakan total hadiah sebesar Rp 400 juta, turnamen lomba mancing yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI ini terbilang besar dalam jumlah peserta. Kehadiran peserta dari luar negeri pun terbilang banyak.
"Ini even mancing terbesar pertama di Indonesia sejak 1998," katanya.
Ardi mengatakan turnamen WIFT 2017 melombakan berbagai kategori. Namun, kategori ikan marlin yang menjadi target utama. Ikan marlin menjadi ikon lomba mancing internasional karena ketangguhannya.