Selasa 24 Oct 2017 10:21 WIB

Hidup Sehat dengan Konsumsi Sayur Buah Organik

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Sayuran organik
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sayuran organik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini banyak orang yang tak begitu peduli dengan kebersihan dan keamanan asupan sayur dan buah yang dikonsumsi. Padahal bisa jadi, sayur dan buah itu masih tercemar pestisida saat dikonsumsi.

Penting bagi kita untuk menerapkan gaya hidup selaras dengan alam. Yakni mulai beralih mengonsumi makanan sehat atau bahan organik.

Ketua Umum Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina), Djoko Sidik Pramono, mengatakan menanam buah dan sayuran organik tak harus selalu di pegunungan atau di dataran tinggi. Saat ini, budidayanya sudah dilakukan bergeser ke arah lebih sederhana yakni di perumahan secara vertikal (vertical garden).

"Mulai dari Aceh sampai Papua terus menggalakkan gerakkan masyarakat melalui makanan bergizi dan makanan tak tercemar sisa pestisida. Salah satunya kampanye makan makanan organik, bisa dengan membudidayakan vertical garden dan kursus pertanian organik," ujarnya di Jakarta, Selasa (24/10).

Ada beberapa alasan masyarakat belum berani mengonsumsi gaya hidup organik. Semisal, keterbatasan informasi dan makanan organik dijual cenderung mahal.

Oleh karena itu, salah satu cara dilakukan pihak AEON Mall BSD City dengan mengkampanyekan pentingnya memilih buah dan sayuran berorganik. Direktur PT AMSL Indonesia Alphonzus Widjaja mendorong kampanye itu tak hanya dilakukan di mal di Tangerang, namun di seluruh mal di Indonesia.

Sehingga jika masyarakat sudah memahami pentingnya asupan organik, maka mereka akan mencintai. Terdapat sekitar 30 hingga 40 item yang dijajakan oleh para petani lokal serta buah langka sebanyak 12 item yang berasal dari Indonesia, seperti alkesa, gohok, matoa, abiu, duren pelangi, buah tin, buah namnam dan sebagainya.

"Jumlah ragamnya banyak dan yang pasti produk dari petani lokal. Harganya mulai dari Rp15 ribu per kilogram karena kita menjual dengan harga petani, bukan pedagang," paparnya.

Acara ini menggandeng Asosiasi Pasar Tani (Aspartan), sekitar 22 petani dari Jabodetabek serta daerah lain di Indonesia seperti Sukabumi, Cianjur, Yogya, Lembang dan sebagainya.

"Kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Maporina, salah satu bentuk dukungan kami terhadap para petani buah dan sayur terhadap produk unggulan lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produk impor," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement