Senin 23 Oct 2017 01:20 WIB

Sederet Suguhan Memikat di Festival Seribu Rumah Gadang

Warga melintas di depan rumah gadang di kampung 1000 rumah gadang di Nagari Koto Baru, Sumbar.  (Ilustrasi)
Foto: Antara
Warga melintas di depan rumah gadang di kampung 1000 rumah gadang di Nagari Koto Baru, Sumbar. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Festival Seribu Rumah Gadang siap digelar Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, pada November 2017.  Festival yang akan dipusatkan di Kampung Adat Seribu Rumah Gadang bakal menyuguhkan sederet kesenian dan tradisi lokal memikat yang dikemas dengan menarik sehingga menjadi tontonan yang tidak boleh dilewatkan.

"Festival ini bakal menarik dan tidak boleh dilewatkan. Wisatawan dan masyarakat akan dilibatkan dalam festival tersebut," ujar Pegiat pariwisata Sumatra Barat, Nofrins Napilus di Padang Aro, Ahad (23/10).

Ia menyebutkan wisatawan bisa menginap di homestay yang berada di Kampung Adat Seribu Rumah Gadang. "Homestay bisa melalui agen travel atau tour guide. Wisatawan diikutkan dalam festival ini sehingga bisa merasakan atmosfer pesta rakyat di Negeri Empat Raja ini," ujarnya.

Sejumlah agenda sudah direncanakan untuk Festival SRG yang berlangsung selama tiga hari yaitu 19 hingga 21 November 2017. Di antaranya arak-arakan prosesi adat, penyambutan bupati dan wisatawan dengan musik Gandang Sarunai, Silek Luncua dan Pasambahan.

Kemudian "makan bajamba", penampilan Randai, Saluang, Rabab, pameran kuliner asli Solok Selatan dengan kemasan tampilan masa lampau. Panggung Anak Nagari (Talempong goyang, tari-tarian, dll, Kunjungan para pelajar, Carnaval Tari, Band Tradisi (menggabungkan instrumen tradisi), Saluang Panjang, Dikie Rabana.

Kemudian empat titik pencak silat juga akan ditampilkan, yakni Silat Luncua, Silat Harimau, Silat Langkah Empat dan Silat Pangiyan Rajo Bungsu, serta penampilan Silek Pedang dan Pasambahan.

Hartati, seniman/koreografer yang membantu pelaksanaan Festival Seribu Rumah Gadang, menambahkan masyarakat dan wisatawan yang berada dan keluar-masuk di Kawasan Seribu Rumah Gadang harus memakai baju kuruang untuk wanita. Sementara untuk kaum pria menggunakan "Taluak Balango", "Deta" dan asesoris keseharian lainnya.

Masyarakat bukan sebagai penonton, namun ikut langsung sebagai pelakunya dan melakonkan kehidupan keseharian di Kawasan Seribu Rumah Gadang. "Bahkan wisatawan yang datang, hadir atau menginap di Seribu Rumah Gadang, kita imbau serius untuk berpakaian yang sama seperti masyarakat di sana," ujarnya.

Kawasan Ruang Terbuka Hijau Muara Labuh yang berdekatan dengan Seribu Rumah Gadang, akan menjadi Panggung Anak Nagari yang diisi dengan kreasi-kreasi dari pelbagai pelosok nagari/desa dari seluruh Solok Selatan. "Di situ tempat mereka mempunyai kemerdekaan untuk berkarya dan menampilkan kreativitasnya. Tentu saja sambil mengingatkan masyarakat juga tentang kuliner asli Solok Selatan," sebutnya.

"Ruang Terbuka Hijau Muara Labuh akan ada dikemas khusus yang bertujuan utk meningkatkan penampilan artistiknya nanti sebagai sebuah festival sehingga diharapkan akan menjadi lebih menarik jadi tontonan masyarkat dan wisatawan," terang Hartati.

Festival Seribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, dalam memeriahkan perlombaan balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2017 dan digelar sebelum para pebalap melintasi daerah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement