REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Siapa yang tidak pernah mengkonsumsi tahu? Makanan tradisional khas Indonesia ini sudah sangat populer. Hampir semua kalangan menyukai tahu yang dibuat dari bahan kacang kedelai ini.
Tahu memiliki rasa yang begitu khas dengan tekstur lembut. Panganan ini selain nikmat juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Tahu banyak dijual di pasar dengan harga jual terjangkau, sehingga aneka golongan dapat membelinya. Permintaan pasar untuk panganan ini pun cukup tinggi, membuat peluang usaha pembuatan tahu menjanjikan untuk dijalankan.
Salah satunya usaha dari Bengkalis, Raiau bernama Usaha Tahu Sikim. Setiap harinya usahan ini mampu memproduksi tahu olahan mencapai ratusan. "Tiap hari mengelola tahu ada yang tahu nugget, sehari bisa 280-300 bungkus. Harga per bungkus Rp 8.000, saya jual di sepanjang kawasan Sungai Pakning (Bengkalis, Riau)," ujar pemilik Usaha Tahu Sikim, Sikim.
Dalam mengembangkan usahanya, Sikim dibantu lima orang. Ia mengaku pembuatan tahu memakai bahan baku asli kedelai. "Para ibu di sini mau diajarkan cara membuat, memproduksi, memasarkan tahu. Bahkan, sampai mengelola limbah ampas tahu, yang kami jadikan tempe gembus, selama ini limbah hanya dipakai makanan ternak saja," ungkapnya.
Sikim mengaku telah 12 tahun menjalankan usaha ini. Bahkan, berkat kerja keras Sikim telah membuka cabang usaha Tahu Sikim di Pekanbaru. "Pemasaran tahu sudah di daerah Sumatra hasilnya lumayan membawa rejeki untuk saya dan keluarga," ungkapnya. Alhasil, Sikim dapat mengantongi pendapatan mencapai Rp 1,7 juta per hari.
Usaha Tahu Sikim merupakan binaan PT Pertamina terkait pengembangan UKM dalam sektor produksi tahu. Manager Production Pertamina Refinery Unit II Sei Pakning, Nirwansyah mengatakan, usaha tahu yang menjadi mitra bisnis ini diupayakan memiliki kualitas yang baik dengan tingkat higienisitas yang tinggi. Produknya pun tidak menggunakan bahan pengawet.
Alhasil, produksi akan dilakukan pada malah hari dan langsung dijual di pagi harinya, tepatnya sejak pukul 04.00 pagi. "Tidak perlu bahan pengawet karena memang langsung habis terjual," ujar Nirwansyah.