Selasa 17 Oct 2017 09:22 WIB

Cianjur Buka Akses Menuju Situs Kuta Tanggeuhan

Warga menunjukkan penemuan situs purbakala di Kediri (ilustrasi).
Foto: Antara
Warga menunjukkan penemuan situs purbakala di Kediri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemkab Cianjur berupaya membuka akses ke kawasan Situs Kuta Tanggeuhan Kemuning Wangi di Kecamatan Cipanas, Cianjur. Pasalnya, kawasan yang sering disebut Bukit Lemo oleh warga tersebut mulai diakui sebagai situs prasejarah.

Di wilayah itu terdapat tumpukan batuan yang jenisnya berbeda dengan yang ada di sekitarnya. Keberadaan batuan ini telah diteliti oleh arkeolog dari Balai Arkeologi Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pemkab telah menerima informasi mengenai penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Jabar. "Kami bangga dengan adanya situs ini yang merupakan warisan prasejarah di Cianjur," imbuh dia kepada wartawan Senin (16/10).

Menurut Herman, bila dilakukan kajian lebih dalam maka situs ini bisa menjadi salah satu lokasi keajaiban dunia yang baru ditemukan. Kondisi tersebut kata dia akan menjadi daya tarik bagi warga khususnya wisatawan maupun peneliti untuk datang berkunjung ke sana.

Oleh karena itu ungkap Herman, pemkab akan melakukan membuka akses ke lokasi dengan cara memperbaiki sarana infrastruktur. Dari pantauannya lanjut dia jalan ke situs masih ada yang rusak dan sebagian masih berupa batu.

Herman menerangkan, pemkab juga akan membagi beberapa zona di kawasan Situs Kuta Tanggeuhan. Di antaranya zona gunung, zona penyangga, dan zona wisata. Pembagian zona ini terang dia untuk menjaga kawasan situs dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

Sebelumnya, tim dari Balai Arkeologi Jabar menyimpulkan kawasan Bukit Lemo di Kampung Cidaweung, Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas sebagai Situs Kuta Tanggeuhan Kemuning Wangi. Hal ini didasarkan penelitian yang dilakukan selama tiga hari di lokas situs.

Tim Arkeolog, Lutfi Yondri kepada wartawan mengatakan, dari hasil penelitiannya batuan yang ada di Bukit Lemo merupakan bongkahan batu namun sudah tersusun rapih. Ia menambahkan masyarakat sekitar sebelumnya lebih mengenal dengan makam 17. Di mana kata dia susunan batuan berbentuk lempengan dan jumlahnya bisa mencapai ribuan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement