REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lokasi wisata di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, memang seperti tidak pernah habis. Mulai dari wisata seni dan budaya, sampai wisata alam seakan dikumpulkan menjadi satu untuk memanjakan wisatawan.
Tebing Breksi berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari candi-candi populer seperti Prambanan dan Ratu Boko, memudahkan Tebing Breksi untuk dikunjungi baik dari masyarakat sekitar, sampai wisatawan lokal maupun asing.
Akses jalan pun sudah sangat baik, sehingga tidak menyulitkan pengunjung menuju ke Tebing Breksi, baik menggunakan kendaraan motor, mobil atau bus. Walau harus melewati jalan yang tidak terlalu besar, dua arah, pemandangan yang dilewati benar-benar menjadi penghibur.
Wangi udara sejuk khas pedesaan yang membuai hidung, masih ditambah hembusan angin di sepanjang jalan yang membuat perjalanan menuju Tebing Breksi benar-benar tak terasa melelahkan. Belum lagi perbukitan, sawah-sawah hijau dan tambak-tambak ikan milik masyarakat yang begitu memanjakan mata.
Sampai ke lokasi wisata, pengunjung biasanya dikenai biaya masuk. Tapi kemegahan Tebing Breksi yang sudah terlihat dari jalan-jalan sekitaran Desa Sambirejo dapat dinikmati dengan biaya masuk secara sukarela.
Pengunjung cukup membayar biaya untuk parkir motor sebesar Rp 2.000, mobil Rp 5.000, minibus Rp 15.000 dan bus Rp 25.000. Ini tentu tidak lumrah mengingat kebiasaan di Indonesia, lokasi yang sudah dijadikan tempat wisata biasanya langsung dibanderol biaya masuk atau parkir yang selangit.
"Untuk parkir motor dua ribu, bea masuknya sukarela saja, silahkan parkir di atas," begitu kira-kira ucap penjaga pintu masuk Tebing Breksi sambil mengalungkan karcis ke kendaraan dan memberikan satu karcis lagi untuk dapat dipegang pengunjung.
Taman Tebing Breksi biasanya jadi lokasi pertama yang menyambut wisatawan. Taman berbentuk lingkaran yang berisikan rumput hijau dikelilingi bangku-bangku batu layaknya stadion-stadion tersebut, kerap jadi lokasi pertama wisatawan untuk mengambil foto.
Lalu lalang jip wisata yang tanpa penutup kerap menemani pengunjung yang berjalan menelusuri lokasi-lokasi yang ada. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, pengunjung pun dapat menyewa jip-jip itu untuk menjajal jalur-jalur bebatuan Tebing Breksi.
Menuju tebing-tebing, terdapat tangga setapak yang dapat disusuri pengunjung. Wisatawan sebenarnya sudah mulai mengabadikan momen-momen dengan latar belakang bebatuan tebing yang besar. Selama menapaki anak tangga menuju puncak tebing, banyak spot-spot foto yang bisa dicoba.
Selain keris-keris dan pedang-pedang kerajaan, burung hantu jadi salah satu primadona untuk foto-foto di Tebing Breksi. Biaya untuk berfoto dengan burung-burung itu pun tidak dibanderol tinggi, hanya sukarela berapapun yang diberikan wisatawan.
Area lapangan tanah merah diselingi bebatuan menyambut wisatawan yang sudah sampai puncak Tebing Breksi. Di puncak ini, terlihat begitu jelas ubun-ubun Kabupaten Sleman yang begitu indah dikelilingi alam yang sangat indah dan tampak masih sangat asri.
"Bagus ya, pemandangan kota-kotanya kelihatan jelas tanpa ada penghalang," kata Indah, salah satu pengunjung asal Jakarta, Sabtu (14/10).
Dalam lapangan yang berbentuk seperti terasering atau sengkedan itu, banyak pula spot-spot foto yang dapat dimanfaatkan pengunjung. Mulai dari tulisan merah Tebing Breksi, kerang duyung sampai bunga matahari, semuanya dapat dimanfaatkan dengan biaya yang lagi-lagi sukarela.
Ada pula pedagang yang menyewakan papan-papan pesan lucu berwarna-warni. Mulai dari papan bertuliskan 'pingin nikah', 'lupakan mantan', sampai 'atiku dudu kosan' biasanya disewa pengunjung secara sukarela untuk menyampaikan pesan-pesan dan dipasang ke media-media sosial.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke Tebing Breksi sebaiknya memang membawa jaket agar tidak kedinginan, terutama di puncak dengan udara khas pegunungan. Tapi, jika sudah terlanjur kedinginan, pengunjung dapat mendatangi spot khusus Kuliner Breksi yang memang menjual makanan dan minuman hangat.
Pengunjung lain yang berasal dari Solo, Bayu dan Tika, menilai Tebing Breksi mengalami banyak perkembangan. Terlebih, Bayu yang pernah berkunjung pada 2015 lalu mengungkapkan, saat itu belum banyak lokasi yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk mengambil foto.
Karenanya, mereka mengaku rela datang cukup jauh dari Solo, hanya untuk dapat menikmati keindahan Tebing Breksi. Mereka pun mendukung bila lokasi wisata di Tebing Breksi dapat terus ditingkatkan, agar dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk datang berkunjung.
"Bagus ya, perkembangannya bagus karena dulu cuma satu, sekarang kaget sudah rapi, dukung lah kalo mau ditambah spot-spotnya," ujar mereka.