REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam dari 10 destinasi pariwisata 'Bali Baru' yang merupakan prioritas pemerintah akan menjadi fokus utama yang ditawarkan pada gelaran Regional Investment Forum (RIF) di Padang, Sumatera Barat 15-17 Oktober mendatang.
Enam destinasi tersebut Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu Kota Tua (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), dan Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), ada dua kawasan pariwisata terpadu di Sumatra Barat yakni Mandeh dan Gunung Padang yang turut menjadi fokus utama yang ditawarkan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pelaksanaan kegiatan RIF Padang 2017 dapat mendongkrak jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia. Para investor yang hadir dapat menanamkan modalnya membangun fasilitas di destinasi prioritas yang ditawarkan. "Ini akan semakin memperkaya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (9/10).
Menurutnya, menyiapkan atraksi, amenitas (sarana dan prasarana), dan aksesibilitas (3A) untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama berwisata di Indonesia adalah tugas bersama, baik pemerintah maupun masyarakat pengusaha.
Forum promosi investasi RIF Padang 2017 yang digelar oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) didukung oleh Kementerian Pariwisata, Bank Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Hingga kini, tercatat 114 investor mancanegara memastikan diri hadir. Mereka berasal dari Australia, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Cina, dan Inggris.
Sebanyak 66 pertemuan telah dijadwalkan antara investor dengan pemerintah daerah maupun pengusaha setempat untuk menjajaki peluang investasi di sektor pariwisata.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan sektor pariwisata. Hingga 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang per tahun dan 275 wisatawan nusantara. Dari sektor pariwisata tersebut, pemerintah mengestimasi jumlah devisa yang dihasilkan mencapai Rp 260 triliun.