Jumat 06 Oct 2017 13:00 WIB

Teknologi Informasi Dukung Pengembangan Pariwisata Indonesia

Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok, NTB.
Foto: Republika/M Nursyamsyi
Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Comsnets 2017, sebuah konferensi internasional yang membahas berbagai hal terkait hasil riset dan perkembangan Information Communication and Technology (ICT) dunia. 

Konferensi ini membahas berbagai hal pengembangan ICT untuk diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata. Kegiatan yang diinisiasi KADIN Indonesia dan M-Solving Group ini berlangsung selama dua hari, mulai Kamis (5/10) hingga Jumat (6/10) di Hotel Fairmont, Jakarta. 
 
Kegiatan ini dihadiri para pegiat industri ICT tanah air, juga para pakar dan pembicara bertaraf internasional di bidang ICT. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, industri saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 
 
"Kita sama-sama tahu bahwa perkembangan industri ke depan akan lebih banyak bergantung pada ICT. Mulai dari perbankan, manufacturing, transportasi, komunikasi dan tidak ketinggalan adalah pariwisata," ujar Rosan P Roeslani, Kamis (5/10). 
 
Karena itu sangat penting bagi Indonesia untuk dapat terus membangun dan meningkatkan teknologi ICT. Salah satu yang kuat untuk dikembangkan, khususnya di Indonesia, adalah sektor pariwisata yang oleh Presiden Joko Widodo telah ditetapkan sebagai salah satu leading sector perekonomian bangsa. 
 
Dalam Rakornas KADIN kemarin, Presiden Joko Widodo bahkan mengingatkan dan mengajak para pengusaha untuk dapat berkontribusi lebih dalam pengembangan sektor pariwisata Indonesia yang ditargetkan mencapai tingkat kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 juta di tahun 2019 mendatang. 
 
"Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi tentu sangatlah berperan didalamnya," ujar Rosan. 
 
President COMSNETS Association & IIT Delhi, India, Huzur Saran mengatakan, Comsnets didirikan oleh para profesional dan ahli ICT terpilih dari India yang dalam perjalanannya selama satu dekade berkembang menjadi Comsneta Association. 
 
"Tujuan utama dari asosiasi ini adalah mempertemukan para pakar terkenal di sektor ICT untuk berbagi penelitian terbaru, teknologi dan perkembangannya dengan perwakilan industri, pemerintah dan akademisi," kata dia. 
 
Ia melanjutkan, konferensi Comsnets di India saat ini telah menjadi konferensi paling bergengsi di bidang sistem komunikasi, jaringan, aplikasi dan layanan. Tidak hanya di India tetapi Asia dan sebagian besar negara maju seperti Amerika dan Eropa. 
 
"Sehingga kehadiran Comsnets selalu ditunggu untuk menjadi trendsetter bagi para pelaku induatri ICT. Termasuk penyelenggaraan di Indonesia kali ini," ujar Huzur Saran. 
 
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, acara ini dihadiri banyak pelaku industri ICT serta mahasiswa. Sehingga diharapkan bisa mengambil peluang dalam mengembangkan sektor pariwisata melalui teknologi digital. 
 
"Indonesia harus bisa mengambil peluang ini, baik untuk pengembangan pariwisata nusantara dan juga internasional," ujar Esthy.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi terselenggaranya Konferensi Comsnets Indonesia 2017 yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia. Kegiatan ini selain semakin meningkatkan Indonesia sebagai destinasi wisata MICE, tapi lebih jauh memperkuat pembangunan sektor pariwisata Indonesia melalui sektor digital. 
 
"Pemerintah sendiri dalam hal ini Kementerian Pariwisata telah menggulirkan strategi digital dalam promosi dan pemasaran. Hal ini mutlak untuk dilakukan dalam perkembangan dunia teknologi dan informasi saat ini," kata dia. 
 
Menpar mengatakan, guna mewujudkan visi 20 juta wisman di tahun 2019 tidak bisa jika tidak memanfaatkan teknologi digital. Karena itu kemenpar dikatakannya telah menerapkan strategi digital. 
 
Mulai dari War Room sebagai pusat kendali peperangan berupa perangkat berbasis digital yang memungkinkan kemenpar mengambil keputusan-keputusan secara cepat dengan berbasis pada data real time.
 
"Data real time ini tak mungkin kita peroleh jika platform kita tidak digital. Juga ada platform online marketplace pariwisata Indonesia yaitu ITX (Indonesia Travel Exchange). Platform ini akan berfungsi super efisien sebagai hub yang mempertemukan supply dan demand industri pariwisata Indonesia," kata Menpar. 
  
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah fakta bahwa konsumen atau dalam hal ini wisatawan sudah jauh perilakunya menjadi semakin digital. 
 
"Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antarproduk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital, singkatnya mereka search and share menggunakan media digital," kata Menpar. 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement