Senin 02 Oct 2017 14:24 WIB

Foto Pre-Wedding Bersama Mobil Antik di Ngawi

Rep: Sulistio/ Red: Indira Rezkisari
Museum Kampoeng di Ngawi, Jawa Timur.
Foto: Republika/Sulistio
Museum Kampoeng di Ngawi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menikah adalah momen yang paling bahagia dan paling ditunggu-tunggu oleh kedua pasangan. Momen yang diharapkan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup ini kadang butuh proses yang sedikit berliku dan menghabiskan uang.

Namun bagi pasangan yang mampu pernikahan pun akan dilaksanakan biasanya dengan segenap kemampuan. Termasuk melakukan sesi foto bersama sebelum menikah atau foto pre-wedding.

Biasanya pasangan yang tidak memiliki waktu banyak akan memilih agen konsultan pernikahan. Tema pre-wedding pun dipilih berdasarkan hobi masing-masing. Ada banyak tempat yang indah dan unik dijadikan sebagai tempat untuk berfoto. Salah satunya Museum Kampoeng di Desa Tempuran, Ngawi, Jawa Timur. Museum ini menyimpan berbagai mobil dan motor antik serta rumah adat Ngawi.

Sebelum menjadi museum tempat ini merupakan kediaman keluarga Marto Haryono dan Isminah pada tahun 1921, kemudian oleh putranya Suntoro Haryono tempat ini dijadikan tempat wisata di Ngawi.

Letak museum yang dekat dengan persawahan membuat suasana museum menjadi tempat yang menyenangkan. Pengunjung dapat melihat bangunan museum yang berbentuk rumah joglo khas Jawa Timuran.

Halaman museum begitu luas, ada banyak pohon buah dan hewan peliharaan. Diantaranya merak, rusa, ayam ketawa, dan lain-lain dan pengunjung juga dapat memancing ikan. Ada tiga kolam ikan salah satunya digunakan untuk tempat pemancingan.

Hal yang paling menarik dari isi Museum Kampoeng adalah ada puluhan mobil antik dan motor buatan sekitar tahun 50-an.  Mobil  dan  motor  antik  tersebut  dapat  diabadikan  untuk  pemotretan  pre-wedding. Selain untuk tempat pemotretan pre-wedding, museum juga dapat digunakan untuk kegiatan gathering, kumpul keluarga, reunian (temu kangen), dan lainnya.

Museum Kampoeng juga memiliki benda-benda pusaka yang tersimpan rapi di sebuah peti besar, pemilik museum Suntoro   dengan senang hati memperlihatkan. Selain benda pusaka, perabot-perabot rumah seperti kursi, lemari dan pajangan juga  peninggalan lama alias zaman dulu.

Pengunjung yang hendak  mencari makanan dan minuman, juga tidak akan kesulitan karena di belakang museum ada kantin yang menyediakan kuliner khas Ngawi. Untuk sementara museum hanya buka hari Sabtu dan Ahad. Tiket masuk museum sangat terjangkau, yakni Rp 2.500 per orang.

Tertarik untuk berfoto bersama calon pasangan di museum ini?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement