Jumat 22 Sep 2017 15:48 WIB

Sulitnya Mencari Gabus Pucung di Tangsel

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sayur Gabus Pucung
Sayur Gabus Pucung

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Sudah hampir 10 tahun Yayah (42 tahun) menjual makanan khas Betawi di jalan Merpati, Sawangan Baru, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Namun, belakangan ibu tiga anak tersebut terbilang jarang memasak ikan gabus pucung di warungnya.

"Kadang bikin kadang kagak kalau gabus pucung mah, tapi kalau sayur asem,pepes ikan mas, sayur besan hampir tiap hari," kata Yayah dengan dialek khas Betawinya kepada Republika.co.id, Selasa (19/9).

Saat ditemui Republika.co.id, kebetulan perempuan asli Betawi tersebut sedang tidak masak menu gabus pucung. Ia mengaku saat ini ikan gabus sulit ditemuinya di pasar. "Di pasar kadang kagak ada ikan gabus. Kadang-kadang banyak kadang-kadang kagak ada, susah nyarinya. Kalau gabus basah susah, kalau gabus kering banyak," tutur Yayah.

Menurut Yayah, ilmu memasak ikan gabus pucung tersebut ditularkan oleh ibunya. Sewaktu kecil, ia mengaku sering melihat ibunya memasak gabus pucung. Yayah selalu memperhatikan ibunya ketika memasak. "Dulu kan di sawah banyak, ntar kalau ada dibikin gabus pucung sama ibu saya. Enak juga sih apalagi yang masak orang dulu udah tahu bumbunya," kisahnya.

Dari hasil penelusuran Republika.co.id memang sulit mencari sajian gabus pucung di Tangerang Selatan. Di beberapa warung makanan khas Betawi di wilayah ini, yang tadinya menjual menu ikan gabus pucung, sekarang tidak lagi menjual menu tersebut. Bahkan beberapa rumah makan yang tercatat di mesin pencari google, juga sudah tidak ada lagi dimana jejak warungnya.

Salah satu rumah makan yang masih menjual menu ikan gabus pucung di Tangerang Selatan antara lain di Saung Serpong Resto. Letaknya bersebrangan dengan ITC BSD, Jalan Pahlawan Seribu, Lengkong Gudang, Serpong, Tangerang Selatan.

Salah seorang pegawai di Saung Serpong, Laras (19 tahun) mengatakan bahwa di Saung Serpong Resto tersebut menjual menu Ikan Gabus Pucung. "Harganya tergantung ons nya, kalau di sini paling kecil lima ons, itu harganya Rp 85 ribu tupiah," katanya.

Wanita yang baru bekerja delapan bulan tersebut mengaku restoran tidak pernah kesulitan mendapatkan ikan gabus sebab ada suplier-nya sendiri. Meski begitu Laras mengatakan orang yang memesan gabus pucung di restoran tersebut jarang. Populartitasnya masih kalah dengan sop gabus. "Enggak banyak yang suka pucung, banyak juga yang sukanya dibuat sop," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement