REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Bupati Lumajang As'at Malik menginginkan tradisi Garebek Suro yang digelar di objek wisata Hutan Bambu di Desa Sumbermujur menjadi agenda kegiatan tahunan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Tradisi itu harus tetap dilestarikan dan kegiatan tersebut bisa menjadi acara tahunan Kabupaten Lumajang untuk menarik wisatawan," kata Bupati As'at dalam siaran pers, Jumat (22/9).
Masyarakat Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, menggelar Garebek Suro yang merupakan tradisi bentuk rasa syukur menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Suro dalam kalender Jawa dengan membawa gunungan sesaji hasil bumi dan kepala sapi yang diarak menuju wisata Hutan Bambu desa setempat, Kamis (21/9) sore.
"Tolong dijaga betul Hutan Bambu ini karena keberadaan Hutan Bambu dengan mata airnya itu tentunya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Semeru," tuturnya.
Hutan Bambu yang dihuni oleh ratusan kelelawar dan kera selama ini dianggap keramat oleh warga sekitar dan siapa pun yang merusak diyakini akan mendapatkan kesulitan. Pandangan itulah menjadikan Hutan Bambu tetap terawat dan dijaga oleh masyarakat sekitar hingga kini.
"Semoga masyarakat di Desa Sumbermujur tambah makmur serta masyarakat Lumajang pada umumnya semakin sejahtera dan semoga dengan ini, semuanya mendapatkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan Kabupaten Lumajang merupakan sebuah daerah yang berada di lereng Gunung Semeru dengan potensi alam yang luar biasa, sehingga ragam potensi wisata dan kekayaan alam dimiliki oleh Lumajang ditunjang dengan kearifan lokal yang tetap terjaga di era kemajuan zaman.
"Salah satu kearifan yang masih dijaga adalah tradisi Grebeg Suro yang tetap lestari di tangan masyarakat Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro," ujarnya.