REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mempercepat realisasi program pengembangan destinasi wisata yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2017.
"Percepatan pengembangan destinasi wisata ini harus kami selesaikan akhir tahun ini," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY Arya Nugrahadi di Yogyakarta, Rabu (20/9).
Menurut dia, percepatan pengembangan destinasi wisata itu bertujuan untuk mendukung pencapaian visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) DIY Tahun 2025 yang menargetkan DIY sebagai tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara.
"Sekaligus sebagai bentuk kesiapan pariwisata DIY menyambut bandara baru dan pengembangan konektivitas jalur lintas selatan," kata dia.
Arya mengatakan percepatan itu antara lain dilakukan dengan serangkaian peningkatan sarana prasarana wisata seperti pembangunan akses wisata dan peningkatan kualitas lansekap pendukung kuliner di Taman Tebing Breksi, menghubungkan Candi Ijo, Candi Barong, dan Candi Banyunibo dengan total anggaran Rp 1,3 miliar.
Selain menggunakan APBD 2017, menurut dia, juga ada bantuan dana dari Gubernur DIY yang dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat guna mendukung kepariwisataan di Kabupaten Sleman, senilai Rp 750 juta untuk Taman Tebing Breksi, dan Rp 500 juta untuk kawasan Candi Banyunibo.
Masih di kabupaten Sleman, menurut dia, juga dilakukan percepatan fasilitasi parkir dan toilet pendukung desa wisata lereng merapi di Bangunkerto Turi dan parkir dan toilet wisata di obyek wisata Lava Bantal dengan total anggaran Rp1 miliar.
Arya mengatakan untuk wilayah kabupaten Bantul, percepatan pengembangan destinasi wisata dilakukan di dua kawasan berupa penataan laguna depok tahap dua dengan anggaran Rp 800 juta dan peningkatan fasilitas wanawisata budaya mataram, hutan pinus dlingo, Bantul berupa parkir wisata berkapasitas 100 mobil dilengkapi dengan sarana kuliner senilai Rp 440 juta.
Gubernur DIY, kata dia, juga kembali mengucurkan bantuan pendanaan pemberdayaan masyarakat pariwisata di Kabupaten Bantul mencapai Rp 750 juta yang dialokasikan untuk fasilitasi peningkatan kualitas toilet untuk 25 homestay dan pengembangan destinasi wisata baru di kawasan Desa Mangunan.
Sementara itu, untuk Kabupaten Gunungkidul, menurut Arya pada 2017 ini diprioritaskan untuk pengembangan Geopark Gunungsewu, melalui penataan Geosite Goa Ngingrong dengan dana Rp 800 juta sebagai pendukung etalase batu di Mulo, Gunungkidul.
Percepatan juga dilakukan di perbukitan Menoreh, Kulon Progo melalui penyediaan ruang parkir pendukung kawasan wisata teh nglinggo dengan dana sebesar Rp 450 juta dan pendukung agrowisata di Embung Tonagoro Banjaroya sebesar Rp 730 juta.
Dispar DIY, menurut Arya, juga berfokus melakukan peningkatan kualitas toilet wisata berstandar internasional dan pelayanan difabel melalui anggaran DAK. Hal itu direalisasika dengan pembangunan empat toilet di Obyek Wisata Goa Kiskendo, dan Agrowisata Banjaroya, Kabupaten Kulon Progo. "Toilet berstandar internasional juga dibangun di Parkir Wanawisata Budaya Mataram, Mangunan , Dlingo, Bantul, dan Geosite Ngingrong, Mulo, Gunungkidul," kata dia.