REPUBLIKA.CO.ID, Pementasan film bisu Setan Jawa karya Garin Nugroho dengan iringan orkestra gamelan di bawah komposer Prof Rahayu Supanggah menjadi acara puncak International Gamelan Festival (IGF) 2017 di Inggris berhasil memukau lebih dari 500 penonton. Sebagian besar penonton itu merupakan orang Inggris pada acara yang berlangsung di Cadogan Hall London, Ahad (10/9) malam.
"Luar biasa!" ujar seorang penonton,Jason Marc usai menyaksikan film bisu Setan Jawa yang dibintangi Asmara Abigail.
Jason mengakui penampilan musik oskestra Gamelan yang mengiringi film Setan Jawa spektacular. Ia juga menilai pesinden yang mengiringi berhasil mengekpresikan jeritan hati sang bintang film.
Film yang berkisah tentang cinta dan tragedi kemanusiaan dengan latar waktu awal abad ke-20, era di mana film bisu mulai bermunculan, menceritakan pemuda desa miskin Setio (Heru Purwanto) jatuh cinta pada Asih (Asmara Abigail), putri bangsawan Jawa. Namun lamarannya ditolak lantaran ia tidak berharta. Setio meminta bantuan iblis lewat "Pesugihan Kandang Bubrah" agar bisa cepat kaya sehingga bisa melamar Asih.
Sutradara Garin Nugroho mengatakan pemutaran film Setan Jawa merupakan puncak acara Intenasional Gamelan Festival di Inggris ini mempunyai arti yang sangat spesial. Apalagi di Inggris komunitas gamelan berkembang dengan pesat. Dikatakannya pemutaran film bisu hitam putih adalah untuk keempat kalinya setelah sebelumnya tayangan perdana di Asia TOPA, Arts Centre Melbourne, Februari lalu, Singapura dan Belanda .
Hal menarik, kata Garin, adalah setiap kali Setan Jawa diputar selalu di tempat atau mendapat gedung pertunjukan yang prestesius seperti halnya di London di Cadogan Hall London. Garin mengakui film Setan Jawa terinspirasi dari film klasik seperti "Nosferatu" (1922) dan Metropolis (1927) yang diiringi langsung oleh orkestra. Ini merupakan sejarah baru bagi seni perfilman di Indonesia.