REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir pemberitaan bunuh diri semakin marak. Bukan hanya dilakukan oleh selebritas tapi juga masyarakat umum. Apa yang membuat orang lantas memilih jalan pintas bunuh diri?
Psikolog Anak dan Keluarga, Treesye NRA Prawirosurojo, mengatakan bunuh diri sangat berkaitan erat dengan kesehatan jiwa seseorang. Kesehatan jiwa ini tergantung bagaimana pola asuh dan pola pendidikan dalam keluarga.
“Setiap orang punya pola asuh berbeda-beda, biasanya kalau ibunya kokoh, anaknya juga kokoh. Kokoh bukan maskulin, kokoh berarti ibunya sehat secara psikologis emosi, bisa mengasuh dan mendidik anaknya dengan lebih banyak hal-hal positif, dan termasuk dalam berkomunikasi,” jelasnya ketika dihubungi Republika.co.id belum lama ini.
Komunikasi yang baik bukan berarti melarang anak, tetapi memberikan pengertian sekaligus menerangkan alasan-alasannya. Dengan begitu, anak pun diajak untuk berpikir.
Ia mengatakan kalau ibu sudah membiasakan anak meregulasi diri, ketika menghadapi masalah besar tak akan mencari jalan pintas seperti bunuh diri.
"Ketika masalah tiba, mereka bisa menenangkan diri dulu. Misalnya dengan sholat tau berdoa. Hal ini penting untuk menurunkan emosi dan keinginan dia yang masih belum jelas. Menurunkan keinginan negative," katanya.