Selasa 05 Sep 2017 08:35 WIB

Indonesia Kenalkan Jamu di Taiwan

Rep: Wilda fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Bahan Baku Jamu
Foto: ANTARA
Bahan Baku Jamu

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akademisi dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Mohammad Sasmito Djati sukses memberikan kuliah umum yang berjudul "JAMU, Javanese Traditional Medicine: An Holistic Approach to Reconstruct Physiological Imbalance Body and Nature" di National Cheng Kung University, Tainan City, Taiwan.

Dalam kuliah ini, Sasmito memperkenalkan obat tradisional warisan leluhur nenek moyang bangsa Indonesia yang lebih dikenal dengan nama Jamu kepada mahasiswa domestik dan internasional di universitas terbaik nomor dua di Republik Cina ini. Dia menjelaskan, jamu terbuat dari ramuan bahan-bahan alami yg tumbuh di Indonesia seperti kunyit, jahe, temulawak dan kecipir.

"Bahan ini dikenal untuk digunakan menyembuhkan beberapa penyakit dan menjaga kesehatan orang Indonesia sejak dahulu kala," kata wakil rektor UB ini melalui keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (5/9).

Meskipun jamu merupakan kategori herbal medicine, jamu telah dikenal lama manjur dipakai sebagai obat dalam mengatasi beberapa penyakit medis. Bahkan, jamu telah menjadi bahan kajian penelitian ilmiah sejak 2004. Oleh sebab itu,  dia menyatakan, jamu juga harus mendapatkan pengakuan dunia sebagai salah satu herbal medicine bukan hanya sebagai food suplement.

Kuliah umum ini merupakan bagian dari kegiatan kunjungan resmi delegasi universitas Brawijaya ke Taiwan dalam rangka tindak lanjut kerjasama dengan beberapa universitas terkemuka di Taiwan dan pemerintah Republik of China.  Tindak lanjut kerjasama ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari Taiwan Economic and Trade Office yang memfasilitasi kerjasama antara UB dengan institusi pendidikan tinggi dan pemerintah Taiwan.

Kerjasama ini akan memperkuat hubungan bilateral antara UB dengan universitas-universitas terbaik di Taiwan yang akan memberikan manfaat akademis dan ekonomis bagi UB dan Taiwan. Beberapa di antaranya seperti pertukaran mahasiswa, program double degree, penelitian dan publikasi bersama hingga pemberian beasiswa bagi mahasiswa dan dosen UB yang ingin studi lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement