REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, sepertinya tren lari memang tengah hangat ramai diikuti oleh masyarakat. Banyaknya acara fun run atau race run yang diadakan di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia membuktikan jika olahraga lari kini tak lagi menjadi olahraga semata namun juga menjadi sebuah gaya hidup.
Perkembangan olahraga lari pun kian berkembang. Tak lagi lari maju ke depan, melainkan ada yang disebut sebagai backward run atau lari mundur. Mungkin sekilas terlihat aneh karena arah lari yang biasanya dilakukan maju ke depan kini dilakukan oleh orang-orang dengan cara mundur ke belakang.
Melihat tren olahraga tersebut, Founder Indorunners Reza Puspo mengatakan, lari dengan gaya mundur tidak memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh. Apalagi, tubuh manusia didesain dengan bentuk kaki yang digunakan untuk berlari ke depan searah.
"Saya kalau lari maju, tidak mundur, menurut saya lari mundur itu tidak aman. Badan kita didesain untuk berlari maju, tidak mundur," ujar Reza kepada Republika.co.id di Jakarta.
Meski terbilang unik alias disebut retro run, namun Reza menduga tren itu tidak akan berlangsung lama. Apalagi melihat risiko yang ditimbulkan dari lari mundur akan lebih banyak ketimbang lari secara normal.
"Untuk fun mungkin bisa, tetapi apakah itu akan menjadi makanan para pelari? Saya rasa tidak ya," ucap dia.
Lari mundur dapat menyebabkan kelelahan otot sehingga para peneliti menyarankan untuk menjadikan lari mundur sebagai variasi olahraga, dan tidak dilakukan sebagai latihan utama.