Rabu 30 Aug 2017 16:32 WIB

Banda Siapkan Pesta Rakyat Sambut 350 Tahun Perjanjian Breda

Benteng Belgica yang menjadi salah satu benteng peninggalan Belanda di Kepulauan Banda Neira.
Foto: Republika/Dwina Agustin.
Benteng Belgica yang menjadi salah satu benteng peninggalan Belanda di Kepulauan Banda Neira.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA -- Ingin menikmati wisata bahari dan daratan secara bersamaan? Ditemani terumbu karang beraneka warna dan populasi ikan yang kberagam, dari tuna sampai hiu martil? Arahkan destinasi tujuan wisata Anda ke Banda, Maluku pada 11 Oktober hingga 11 November 2017.

Selama sebulan penuh, wisatawan yang datang akan disuguhi panggung tari, musik dan teater, bazaar kerajinan tangan dan kuliner, kelas penulisan, sampai dialog sejarah. Bagi yang suka snorkeling dan diving, nama Banda pastilah tak asing terdengar di telinga. Ada sekitar 30 titik penyelaman kelas dunia di sana. Terumbu karangnya tak kalah indah dari Raja Ampat di Papua Barat. Populasi ikannya pun banyak. Dari tuna sampai hiu kepala martil

ada di sana. Lantas bagaimana bila tak hobi menyelam? Ingin plesiran di daratan dengan santai?

Nah, di Banda, wisata daratannya juga tak kalah menarik dengan bahari. Pulau sumber rempah-rempah ini juga banyak memiliki objek wisata di daratannya seperti Tugu Kemerdekaan, Benteng Belgica, dan Lorong Benteng Nassau. Khusus Oktober sampai November, Banda bahkan sudah menyiapkan sebuah kegiatan keren bertema besar peringatan 350 tahun Perjanjian Breda.

Perjanjian Breda berisi penawaran pertukaran Pulau Run dan Manahattan akibat perebutan sengit dan berdarah antara Vereenigde Oostibdischeb Cinpagnie (VOC) dan sekelompok tentara Inggris pada awal abad ke-17 pimpinan Kapten Nathaniel Courthope. Dalam kesepakatan itu Inggris menyerahkan Pulau Run kepada Belanda dan imbalannya Inggris mendapat Manhattan, sebuah pulau yang terletak di sebelas selatan ujung Sungai Hudson. Ini adalah satu dari lima kota bagian yang membentuk New York.

"Sebelumnya agenda tahunan di Banda hanya berupa lomba perahu belang atau kora-kora race. Kali ini akan menggabungkan kembali kejayaan Kepulauan Banda yang hampir terlupakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Ona Saimima, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (30/8).

Ona mengatakan, agenda penting yang juga akan dilaksanakan adalah penandatanganan prasasti perdamaian di Pulau Rhun, deklarasi laut di Pulau Hatta, serta peresmian patung empat tokoh nasional yang pernah diasingkan di Banda, yakni Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dr Cipto Mangunkusumo, dan Iwa Koesoemasoemantri.

Persoalan krusial kegiatan tersebut ada di akses. Tapi, solusi soal ini sudah ada. Menurut Ona, ketersediaan transportasi dan akomodasi bagi para pengunjung dioptimalkan dengan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan transportasi. Maklum, bidikan target wisatawannya tidak sedikit. Tahun ini, ada 1.500 wisatawan dalam dan luar negeri yang dirayu datang ke acara ini. "Kita sudah berkoordinasi dengan PT Pelni, penyedia kapal penyeberangan dan maskapai perintis untuk menambah frekuensi pelayaran dan penerbangan dari Ambon ke Banda Neira dan sebaliknya," ujar Ona.

Dari Jakarta, pesawat yang terbang selama enam jam akan mendarat di Ambon. Setelah itu, wisatawan bisa naik taksi menuju Pelabuhan Tulehu untuk berlayar dengan kapal cepat selama enam jam ke Pelabuhan Banda

Neira.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, langsung mengangkat dua jempol untuk Banda. Apalagi tahun ini acara Pesta Rakyat Banda digarap lebih serius lagi.  "Event baharinya harus semakin keren. Semua menghibur, dengan alam laut yang menarik," kata Arief.

Bagi Arief, Maluku punya banyak keistimewaan. Apabila ditambah kegiatan bagus, dampaknya pasti akan luar biasa. Menurut dia, Banda yang berada di Maluku ini sudah dikenal oleh pecinta wisata bahari seluruh dunia. "Karenanya seluruh event harus didesain kreatif dengan nuansa pariwisata yang kuat. Kami ingin seluruh event-event tadi mampu men-drive wisatawan untuk berkunjung ke Maluku, termasuk Pesta Rakyat Banda ini. Yang suka seni dan budaya, wajib ke sini," kata dia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement