Jumat 25 Aug 2017 22:54 WIB

Karnaval Sawahlunto, Kenalkan Songket Silungkang pada Dunia

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Seorang penenun mengerjakan tenunan songket Silungkang di Dusun Lubuak Non Godang, Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (27/8).
Foto: Antara
Seorang penenun mengerjakan tenunan songket Silungkang di Dusun Lubuak Non Godang, Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO - Gelaran pameran dan karnaval yang dibalut dalam Sawahlunto Internasional Songket Carnival 2017 resmi dimulai Jumat (25/8) sore ini. Acara yang berlangsung hingga tiga hari ke depan ini memiliki misi khusus untuk mengenalkan songket Silungkang kepada dunia.

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf menyebutkan, songket Silungkang merupakan budaya nasional yang bisa ditemukan di 163 daerah di Indonesia dan tersebar di 17 provinsi. Setidaknya, melalui gelaran karnaval dan pameran ini, songket bisa merambah ke provinsi lain di Indonesia dan bisa memperluas pasar ke luar negeri.

"Kita harus bersatu, masyarakat untuk mengenal budaya, dengan komitmen itu karnaval ketiga di Sawahlunto," ujar Ali dalam pembukaan SISCa di Sawahlunto, Jumat (25/8).

Dalam gelaran SISC akali ini, wisatawan nantinya akan disajikan puncak acara karnaval atau arak-arakan yang menampilkan kreativitas desain dengan bahan utama Songket Silungkang. Ali mengungkapkan, event yang termasuk sebagai 10 nominator Festival Pariwisata Terpopuler di ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017 ini diharapkan benar-benar dapat mengangkat nama Songket Silungkang di pentas nasional maupun Internasional.

Nanti ada Pameran Songket Internasional (25-27 Agustus 2017), Fashion Show Cilik (25 Agustus 2017), SISCa Night (26 Agustus 2017), Konferensi Songket Nusantara (26 Agustus 2017), Karnaval Songket Silungkang (27 Agustus 2017).

"Penuh warna dan penuh atraksi," kata Ali bangga.

Ia menjelaskan bahwa songket Silungkang dibuat secara tradisional. Alat yang digunakan sebagian besar masih memanfaatkan tenaga manusia.  Warna paling dominan yang digunakan adalah warna merah dan hitam. Sedangkan songket modifikasi saat ini sudah kaya akan warna, seperti warna hijau dan biru. Tak hanya warna, motifnya pun sudah banyak mengalami penyesuaian agar terlihat modis dengan model masa kini.

Songket merupakan produk tekstil yang telah dikenal sebagai warisan budaya. Songket dikenal bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik saja, melainkan juga karena fungsi sosialnya sebagai alat kelengkapan kostum tradisional.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap songket Silungkang dapat terus menjadi inspirasi. Ttak hanya menjadi objek budaya, tetapi juga dapat menjadi sumber kreasi terutama bagi para desainer dan pelaku industri sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan adanya festival ini, Pemanfaatan kekayaan budaya lokal, seperti songket, dalam industri akan mengangkat nama Indonesia karena keunikan dan keunggulannya. Selamat dan sukses untuk acara SISCa 2017," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement