Rabu 23 Aug 2017 17:23 WIB

IITCF Gelar Program Tebar Sejuta Perangkat Shalat di Korea

Rep: Harun Husein/ Red: Irwan Kelana
Mushala di Pulau Nami, Korea Selatan.
Foto: Harun Husein/Republika
Mushala di Pulau Nami, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) tengah menggelar pelatihan sumber daya manusia (SDM) wisata halal bertajuk Korea Muslim Educational Trip (Komet), 21-26 Agustus 2017. Acara tersebut diikuti oleh pemilik travel, tour leader, tour planner, mahasiswa pariwisata dan wartawan.

Salah satu tempat yang dikunjungi rombongan Komet adalah  Restoran Hanouk, di kawasan Chuncheon, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, Senin  (21/8). Selain menikmati Sutbul Dakgalbi – ayam panggang tak bertulang, salah satu hidangan  Korea yang direkomendasikan untuk dinikmati – rombongan IITCF itu menyerahkan perangkat alat shalat kepada pemilik Restoran Hanouk.

Sumbangan yang berasal para anggota IITCF dan peserta Komet  itu diserahkan langsung oleh Chairman IITCF Priyadi Abadi.  “Karena Restoran Hanouk ramai disambangi Muslim, namun belum memiliki tempat khusus untuk shalat, IITCF berinisiatif menyumbangkan perangkat shalat kepada pemilik restoran tersebut,” kata Priyadi Abadi kepada wartawan Republika, Harun Husein di Chuncheon, Senin (21/8).

Perangkat shalat berupa sajadah dan Alquran itu diserahkan oleh Priyadi Abadi  kepada pemilik Restoran Hanouk, Sin Jeong Hae. “Kita support restoran ini dengan perangkat shalat, yang kelak bisa dimanfaatkan Muslim traveller. Ini adalah syiar kita, bagian dari program Tebar Sejuta Perangkat Shalat,” kata Priyadi.

Priyadi menambahkan, IITCF telah menyumbangkan perangkat shalat ke sejumlah negara tempat digelarnya Muslim educational trip – yang diikuti para pemilik travel, tour leader, dan tour planner--, mulai dari Eropa barat hingga Timur Jauh. “Sudah delapan kali educational trip ini digelar, dan setiap ketemu restoran halal, kita minta space dan  kita menyumbangkan perangkat shalat kepada mereka. Sekarang, kalau Anda ke Gunung Titlis di Swiss, ada restoran halal dan tempat shalat di sana,” kata Priyadi, yang juga penulis buku “Muslim Traveller Solution”.

Usai menerima sumbangan perangkat shalat dari IITCF, Sin Jeong Hae mengatakan kepada Republika akan memikirkan usulan menyediakan tempat khusus shalat bagi Muslim tersebut. Selama ini, kata dia, tempat shalat belum disediakan karena para pengunjung restorannya biasanya hanya singgah makan sebentar, sebelum bertolak ke Pulau Nami. Dan, di Pulau Nami, telah tersedia tempat shalat yang sangat baik.

Saat menyusuri Pulau Nami bersama rombongan pesarta Komet, Republika mendapati mushala tersebut terletak di lantai dua Asian Family Restaurant, sebuah restoran halal yang mendapat sertifikasi dari Federasi Muslim Korea. Mushala tersebut terbilang luas, karena menempati lantai dua milik tiga bangunan sekaligus, mulai dari Asian Family Restaurant, hingga Picture Book Library.

Mushala berlantai kayu tersebut sangat nyaman, bersih, dan dilengkapi air conditioner (AC) standing, serta tempat wudhu yang sangat baik. Kaligrafi menghiasi dinding utara dan selatan mushala itu, sementara pada dinding timur mushala terpasang sebuah cermin besar, yang memberi kesan luas. Perlengkapan shalat seperti sajadah, kupluk, bahkan sarung juga tersedia di sana. “Mushala ini disediakan oleh Pemerintah Korea Selatan,” kata Priyadi yang juga pemilik dan CEO Adinda Azzahra Tour.

Tatyana Aditha Lee, tour guide lokal di Korea Selatan yang menangani rombongan Komet  mengatakan Pemerintah Korea Selatan saat ini sangat friendly  kepada para pelancong Muslim. Pembuatan tempat-tempat ibadah bagi Muslim, seperti mushalla di Pulau Nami, kata dia, merupakan salah satu buktinya.

Semakin banyaknya restoran halal dengan cita rasa Korea, juga merupakan bukti lainnya. “Pemerintah Korea sekarang juga lagi kasi subsidi gila-gilaan buat pariwisata, sehingga berwisata ke Korea harganya sedang bahkan cenderung murah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement