REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Jumlah wisatawan Muslim yang mengunjungi Korea Selatan mengalami peningkatan yang signifikan. Sebagai respon atas pertumbuhan ini, Korea Selatan berkomitmen untuk mengoptimalkan beragam fasilitas ramah Muslim demi memudahkan wisatawan Muslim selama liburan.
Salah satu fasilitas yang menjadi perhatian Korea Selatan adalah ruangan ibadah atau mushala. Korea Selatan menyadari bahwa keberadaan mushala penting bagi wisatawan Muslim karena para wisatawan Muslim harus melaksanakan shalat lima kali dalam satu hari.
Sejauh ini, Korea Tourism Organization (KTO) mencatat bahwa fasilitas mushala di Korea Selatan masih sedikit tertinggal dibandingkan Jepang. KTO mengungkapkan bahwa Korea Selatan baru memiliki 28 mushala, sedangkan Jepang memiliki 57 mushala.
Di Korea Selatan, 11 mushala terletak di lokasi turis utama, dua mushala lain terletak di bandara dan 15 mushala sisanya dioperasikan oleh komunitas Muslim lokal. Di Jepang, 11 fasilitas mushala terdapat di berbagai bandara dan 14 mushala tersebar di beberapa pusat perbelanjaan besar.
"Apakah suatu destinasi turis memiliki ruangan shalat atau tidak akan membuat perbedaan pada mereka yang berpikir untuk datang ke sini," ungkap KTO melalui pernyataan resmi seperti dilansir Korea Joongang Daily.
Hal lain yang menjadi perhatian Korea Selatan adalah ketersediaan makanan halal. KTO menyadari bahwa wisatawan Muslim tidak boleh menyantap makanan non halal seperti alkohol maupun daging babi. Oleh karena itu, KTO menilai pentingnya kehadiran restoran-restoran halal yang mampu menyediakan makanan halal sesuai syariat Islam.
KTO menyatakan restoran halal di Korea Selatan saat ini sudah mulai mengalami peningkatan karena adanya kebutuhan. Saat ini tercatat ada 252 restoran halal di Korea Selatan, di mana 117 di antaranya baru muncul pada 2017 ini. Meski ada peningkatan, KTO menilai jumlah ini belum cukup untuk menjangkau para wisatawan Muslim di Korea Selatan.
"Fakta bahwa banyak restoran lokal yang menyediakan alkohol dapat membuat mereka merasa tak nyaman," tambah KTO.
KTO mengatakan penyediaan fasilitas ramah Muslim tak hanya berkaitan dengan agama saja. Menyediakan fasilitas-fasilitas ramah Muslim seperti mushala juga merupakan bagian dari upaya Korea Selatan untuk mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh para turis yang datang ke Korea Selatan.
"Kami perlu memahami budaya yang dimiliki oleh 1,7 milar orang di berbagai belahan dunia," jelas KTO.