Kamis 10 Aug 2017 17:35 WIB

Kemendag Bidik Eurasia Jadi Pasar Baru Produk Busana Muslim

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung memilih busana muslim di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (5/6).
Foto: Republika / Darmawan
Pengunjung memilih busana muslim di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menargetkan kawasan Eurasia sebagai pasar potensial baru bagi produk busana Muslim asal Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, sejumlah negara muslim di kawasan Eurasia sudah menyatakan ketertarikannya untuk mengimpor busana muslim dari Indonesia.

Selain produk fashion, menurut Mendag, Eurasia juga pasar potensial untuk komditi pertanian seperti buah-buahan tropis. "Di sana buah-buahan tropis mahal sekali. Bahkan kalau kita kirim pakai cargo pesawat saja, itu harganya masih masuk," ujarnya di Auditorium Kementerian Perdagangan, Kamis (10/8).

Eurasia sendiri adalah kawasan yang secara geografis merupakan gabungan daratan yang membentang antar Benua Eropa dan Benua Asia. Negara-negara yang masuk dalam kawasan ini yakni Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan dan Kirgyztan.

Mendag, pada pekan lalu, telah melakukan kunjungan kerja ke Rusia untuk menjajaki kerjasama perdagangan di sejumlah negara di kawasan Eurasia. Ini dilakukan karena Indonesia tak mau bergantung pada perdagangan dengan negara-negara yang selama ini sudah menjalin kerja sama saja.

Dari hasil kunjungan kerja tersebut, Enggar menyebut bahwa Indonesia akan segera menandatangani perjanjian kerja sama dengan Eurasia pada tahun ini. Ia menargetkan, nilai perdagangan Indonesia dan Eurasia dapat mencapai 5 miliar dolar AS pada 2019 mendatang.

Kemendag mencatat, nilai total perdagangan Indonesia dan Eurasia baru mencapai 2,3 miliar dolar AS pada 2016 lalu. Indonesia mendapat surplus sebanyak 245,68 juta dolar AS dari perdagangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement