Kamis 10 Aug 2017 16:39 WIB

48 Lukisan Koleksi Bung Karno Dipamerkan

Karya lukisan yang ditampilkan pada Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta
Foto: Antara
Karya lukisan yang ditampilkan pada Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri menyaksikan pameran lukisan koleksi Presiden RI pertama Soekarno yang telah dihibahkan kepada negara yang ditampilkan di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (10/8). Dalam kunjungannya Megawati yang juga merupakan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan didampingi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dia menyampaikan pentingnya sebuah rasa dalam setiap karya seni.

"Berkesenian itu bukan hanya karena tren. Kalau orang Jawa ada yang namanya 'roso'. Ini sulit diterjemahkan, tetapi mungkin orang tua mengerti apa yang dimaksud 'roso' itu," ujar Megawati.

Lukisan yang ditampilkan di Galeri Nasional berjumlah 48 buah, merupakan karya beragam pelukis terkenal yang diberikan kepada Soekarno. Soekarno kemudian menghibahkan lukisan tersebut kepada negara untuk dipajang di Istana Kepresidenan baik di Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan Bali.

Salah satu kuratornya yakni Asikin Hasan mengatakan lukisan milik Istana Kepresidenan sebenarnya berjumlah 3.000 lebih. Namun untuk pameran kali ini hanya dipilih 48 lukisan yang dipamerkan. "Kami memilih lukisan yang kira-kira sangat kecil potensinya untuk rusak, dan sesuai dengan tema pameran kali ini Senandung Ibu Pertiwi," kata dia.

Dalam pameran bertema "Senandung Ibu Pertiwi" terdapat sejumlah lukisan berusia tua, antara lain Lukisan Perkawinan Adat Rusia karya pelukis abad 19 Konstantin Eforovick Makovsky, hadiah dari Rakyat Rusia melalui Pemimpin Uni Republik-republik Sosialis Soviet Nikira Khrushchev kepada Soekarno.

Ada beberapa lukisan yang menarik karena memiliki cerita unik. Misalnya, lukisan berjudul "Pantai Flores" karya Basoeki Abdullah tahun 1942. Menurut Asikin, lukisan ini berawal dari lukisan Bung Karno diatas kertas, kemudian Bung Karno meminta Basoeki Abdullah melukis kembali diatas kanvas dengan ukuran besar.

"Jadi sangat menarik bagaimana Basoeki Abdullah melukis berdasarkan pandangan mata Bung Karno, karena Basoeki Abdullah sendiri tidak pernah ke Flores," ujar Asikin.

Selain itu, ada lukisan berjudul "Harimau Minum" karya Raden Saleh 1863. Lukisan ini merupakan salah satu lukisan favorit Bung Karno karena sosok harimau diibaratkan sebagai Bung Karno yang memiliki jiwa pemimpin.

Selanjutnya dalam pameran juga ditampilkan sejumlah lukisan wanita, seperti Lukisan "Wanita Berkebaya Hijau "karya M Thamdjidin 1955, Lukisan Wanita Berkebaya Kuning karya Sumardi 1964 serta Lukisan Njai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah 1955.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement