REPUBLIKA.CO.ID, Siapa tak mengenal Lombok, pulau eksotis dengan keindahan alam yang dapat membius siapa saja untuk kembali datang. Kebanyakan destinasi utama wisatawan memang masih terpaku pada deretan pulau-pulau kecil atau yang biasa disebut dengan gili seperti Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, serta Taman Nasional Gunung Rinjani, Pantai Senggigi, dan yang sedang dikembangkan di selatan Lombok dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika.
Belum banyak yang tahu jika tak jauh dari KEK Mandalika terdapat Taman Wisata Alam (TWA) yang tak kalah indahnya. Adalah TWA Gunung Tunak yang berjarak sekitar 70 Km dari Kota Mataram, 9,5 Km dari Pantai Kuta Mandalika, atau hanya sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Lombok. Letaknya yang tepat berada di sisi KEK Mandalika, TWA yang terletak di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), diyakini akan menjadi tujuan wisata baru bagi para pelancong yang datang ke Lombok.
Berbeda dengan kebanyakan objek wisata di Lombok yang sudah familiar, di mana akses infrastuktur jalannya sudah baik, tidak untuk di TWA Gunung Tunak. Sepanjang perjalanan menuju TWA ini pengunjung kerap menemui jalan yang berlubang, hingga tanjakan yang cukup curam. Kondisi ini tentunya akan semakin sulit jika datang musim hujan.
Namun anehnya, kondisi ini tak menghalangi para pelancong untuk berkunjung ke TWA Gunung Tunak. Contohnya Eva. Wisatawan asal Jakarta ini mengaku sengaja datang ke TWA Gunung Tunak setelah diceritakan oleh seorang pemandu wisata, Zilmi Zola, tentang kemolekan TWA Gunung Tunak.
"Wow, bagus sekali. Enggak menyesal meski jalannya kurang bagus tapi sebanding dengan pemandangan yang luar biasa," kata Eva.
Zulmi sendiri mengaku kerap membawa wisatawan, baik dari dalam dan luar negeri ke sini. Menurut Zulmi, banyak wisatawan yang ingin mengeksplor Lombok dengan mengunjungi objek-objek yang belum ramai dikunjungi orang.
"Di sini lengkap, ada view bukit, pantai, hutan, dengan nuansa yang masih alami, bisa dengar kicauan burung. Meski jalannya agak menantang tapi sesuailah yah," ucap Zulmi.
Republika.co.id berkesempatan menjelajah TWA yang memiliki luas sekitar 1.219 hektare belum lama ini. Sejauh mata memandang, terlihat Pantai Bile Sayak berpasir putih yang dikelilingi dinding-dinding bukit kapur yang terus dihempas deburan ombak Samudera Indonesia di ujung selatan TWA. Dari atas bukit, pengunjung juga bisa melihat panorama indah Pantai Gerupuk yang masyur sebagai tempat berselancar favorit bagi turis asing. Suasana syahdu dengan sahutan cicit burung hingga keindahan ragam kupu-kupu yang mengisi kawasan ini dijamin membuat pengunjung betah berlama-lama di sini. Jika sedang beruntung, jangan kaget kalau bertemu kera abu-abu ekor panjang, rusa timor, atau kupu-kupu Troides Helena sebagai satwa yang dilindungi pelestariannya di hutan tropis satu ini.
Untuk mendapatkan pengalaman wisata anyar, pengunjung domestik cukup merogoh kocek sebesar Rp 5 ribu untuk hari biasa dan Rp 7.500 untuk hari libur. Sedangkan, pengunjung mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp 100 ribu untuk hari biasa, dan Rp 150 ribu pada hari libur.