Selasa 08 Aug 2017 10:17 WIB

Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang

Arak Telong-Telong (ilustrasi).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Arak Telong-Telong (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang, Kota Padang, Sumatra barat (Sumbar) mendadak penuh sesak. Pantai yang terletak dekat dengan kota Padang itu menjadi ajang pembukaan Perhelatan Pawai Obor dan Telong-Telong yang digelar dalam rangka menyambut Kemerdekaan Indonesia dan hari jadi Kota Padang ke-348 tahun 2017, Ahad (6/8).

Anggota DPR RI Betti Shadiq Pasadigoe dalam sambutannya di acara pembukaan Pawai Obor dan Telong-Telong 2017 mengatakan acara ini penuh makna bagi Padang. Budaya dan seni bercampur menjadi satu, sebuah acara yang dampak utamanya adalah pada Pariwisata Padang.

"Telong-Telong menjadi bagian yang membangkitkan pariwisata Padang. Kita harus jaga semua unsur budaya, seni maupun pariwisata Sumatera Barat yang kita punya,” kata Betti.

 

Betti memberikan apresiasinya kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung acara pawai tersebut dengan branding nasionalnya, Pesona Indonesia.  ”Karena dengan kerjasama dengan Kemenpar dan semua pihak, membangkitkan perekonomian masyarakat dengan pariwisata pasti bisa terwujud cepat,” kata Betti.

Hal senada diungkapkan oleh Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah. Kata dia, selain sebagai ajang atraksi pariwisata di Padang, acara tersebut juga menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia saat di jaman penjajahan belanda.

”Telong-Telong itu tidak sekadar acara pawai atau atraksi untuk pariwisata, namun sejarah menyatakan bahwa Telong-Telong adalah bagian dari perjuangan masyarakat Padang menjaga harga diri dan kesatuan republik Indonesia saat jaman penjajahan. Jadi acara ini sangat penuh makna. Selamat menikmati acara,” kata Mahyeldi.

Pihak Kemenpar hadir diwakili oleh Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal kemenpar Hendri Noviardi. Hendri menjelaskan, bagi masyarakat Padang, Telong-Telong tak hanya sekedar festival biasa. Ada story telling sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-Telong inilah rakyat Padang sukses memporak-porandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.

 

"Sejarahnya, Telong-Telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC, yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," kata Hendri .

Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang, 7 Agustus 1669, kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang. Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa. Namun tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporak-porandakan loji-loji Belanda.

Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut. Pesan yang ingin kita sampikan, kita pasti mampu membangun negara dan kota Padang dengan bersatu.

Pawai Obor dan Telong-Telong ini diikuti sebelas kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan se-Kota Padang. Target yang dipatok, lima ribu wisatawan nusantara dan mancanegara. Pawai dimulai dari depan Danau Cimpago, Purus, Padang hingga berakhir hingga Sudirman. Agendanya dimulai selepas Magrib diiringi dengan Gandang Tassa dan Kembang Api dan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.

 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas terlaksananya acara di Padang tersebut. Namun, berulang kali Menpar di berbagai kesempatan meminta kepada semua daerah untuk tidak melupakan inovasi di setiap event atau atraksi yang dimiliki.

"Kita tak akan menjadi yang terbaik kalau terus-menerus melakukan hal yang sama. Kita harus berinovasi berarti kita menciptakan sesuatu yang sama sekali beda.Oleh karena itu, terus berjuang untuk berinovasi dalam hal apapun untuk membangkitkan pariwisata Indonesia,” pesan Menpar Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement